Lebih Dari 100.000 Siswa Masih Kehilangan Sekolah di Rakhine

771
Ilustrasi Anak Rohingya (Photo: Aljaeera)

Muslim Obsession – Lebih dari 105.000 siswa tidak bisa melanjutkan pendidikan setelah 303 sekolah dibuka kembali secara bertahap, sejak pertengahan Oktober di Rakhine Utara. Demikian diungkapkan Kantor Pendidikan Negara bagian Rakhine berdasarkan data bulan Desember 2017.

Saat ini, 105 sekolah di Maungdaw, 188 sekolah di Buthidaung dan 10 sekolah di kota Rathedaung telah dibuka kembali, dengan hampir 53.000 siswa menghadiri kelas.

Sebanyak 184 sekolah di Maungdaw, 222 sekolah di Buthidaung dan 20 sekolah di kota Rathedaung, semuanya terletak di Rakhine utara, ditutup pada bulan Agustus menyusul serangan teroris dan pembalasan militer yang kejam.

Menurut kantor pendidikan setempat, kehadiran 85.000 siswa turun menjadi hampir 13.000 di Maungdaw; dari hampir 66.000 siswa menjadi 35.000 di Buthidaung; dan dari sekitar 8000 sampai hampir 5.000 orang di Rathedaung.

“Kami tidak membuka kembali beberapa sekolah saat para siswa menghilang. Sekolah-sekolah dari desa-desa Bengali belum dibuka kembali karena kebanyakan melarikan diri ke Bangladesh,” tutur pihak kantor dilansir Myanmar Times, Selasa (16/1/2018).

Lebih dari 650.000 orang, kebanyakan penduduk Muslim Rakhine, melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari konflik di Rakhine utara setelah 25 Agustus tahun lalu.

“Anak-anak yang kembali ke desa mereka pergi ke sekolah. Beberapa siswa tidak kembali dan pindah ke kota lain. Beberapa sekolah tetap tutup sekarang, karena anak-anak bergabung dengan sekolah pendidikan monastik terdekat,” ujar U Khine Kaung San, direktur Yayasan Wan Lak, Arakan.

Menurut Kementerian Sosial Kesejahteraan Relokasi dan Pemukiman, pemerintah telah mempersiapkan desa-desa baru untuk menampung para pengungsi, termasuk desa Taung Pyo Letwe dan Nga Khu Ya di kota Maungdaw, yang saat ini dalam renovasi.

Setelah diterima di dua lokasi ini, yang mana pernah digunakan untuk krisis pengungsi tahun 1992-1993, mereka akan ditempatkan kembali di Hla Pho Khaung di sebuah camp sementara yang dapat menampung hingga 30.000 orang.

Pemulangan 650.000 pengungsi tersebut diperkirakan akan dimulai pada tanggal 23 Januari 2018, menurut sebuah Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara Myanmar dan Bangladesh pada tanggal 23 November 2017. (Vina)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here