Layak Diresapi, Berikut 18 Kata Bijak Jenderal Besar Soedirman

8181
Ketua PDRI Mr. Sjafroeddin Prawiranegara dan Panglima Besar Jenderal Sudirman saat bertemu di Yogyakarta setelah PDRI. (Foto: Langgam)

Muslim Obsession – Jenderal Besar Soedirman menjadi salah satu tokoh sentral dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Sebagai panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia. Soedirman dikenal memiliki kemampuan dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam.

Sebagai seorang jenderal besar, Soedirman diketahui kerap memberikan kata-kata bijak yang memotivasi tentaranya untuk mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tanah Air.

Berikut ini 18 kata Bijak Jenderal Besar Soedirman yang selalu relevan dengan kondisi saat ini, dan kembali viral di media sosial:

  1. “Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara”. (Jogjakarta, 17 Februari 1946)
  2. “Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negara Republik Indonesia, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah penghabisan”. (Jogjakarta, 25 Mei 1946)
  3. “Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya”. (Jogjakarta, 27 Nopember 1946)
  4. “Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga”. (Jogjakarta, 5 Oktober 1949)
  5. “Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan parjurit yang mudah dibelokkan haluannya, kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara”.
  6. “Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh”. (Jogjakarta, 12 Nopember 1945)
  7. “Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga”.
  8. “Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban”.
  9. “Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot”. (Jogjakarta, 4 Oktober 1949)
  10. “Bahwa kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa, harta, benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga”. (Jogjakarta, Januari 1948)
  11. “Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi”. (Jogjakarta, 17 Agustus 1948)
  12. “Bahwa satu-satunya hak milik nasional/republik yang masih utuh tidak berubah-ubah, meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah angkatan perang Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia)”. (Jogjakarta, 1 Agustus 1949)
  13. “Tak ada yang lebih kuat dari kelembutan, tak ada yang lebih lembut dari kekuatan yang tenang”.
  14. “Banyak orang menyebut penderitaan mereka sebagai nasib, namun sesungguhnya penderitaan adalah akibat kebodohan mereka sendiri”.
  15. “Kejahatan akan menang bila orang yang benar tidak melakukan apa-apa”.
  16. “Kebebasan berarti bebas melakukan semua kebaikan, bukan bebas lepas melakukan semua kejahatan tanpa boleh diadili”.
  17. “Orang yang ingin memberi perintah lebih dahulu harus mau diperintah”.
  18. “Kadang kita terlalu sibuk memikirkan kesulitan-kesulitan sehingga kita tidak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Tuhan”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here