Lahirnya Dinasti Ayyubiyah

1999

Hanya beberapa hari setelah dilantik, beberapa upaya pembuhunan sudah mulai dialaminya. Pada bulan Agustus 1169 M, pemberontakan 50.000 tentara Mesir terhadap dirinya berhasil dipadamkan. Meksi begitu, gejolak situasi di Mesir tak kunjung reda. Pada waktu yang hampir bersamaan, ia meminta kepada Nuruddin di Damaskus, agar bersedia mengirimkan ayah dan seluruh anggota keluarganya ke Mesir.

Di Mesir, para anggota keluarga ini mendapatkan jabatan yang strategis. Sangat mungkin hal ini dilakukan karena bahaya yang demikian banyak di sekitarnya, ia membutuhkan orang-orang kepercayaan, yaitu anggota keluarganya sendiri.

Setelah percaya diri dikelilingi oleh anggota keluarganya, Shalahuddin semakin kokoh yang puncak pimpinan Mesir, dan pembangunan pun dimulai. Ia mulai membangun pasukannya sendiri yang berkekuatan 5000 personil dan terdiri dari orang-orang Kurdi, yang memiliki ikatan kebangsaan dengan Shalahuddin sendiri.

Ia mulai mengimpor para ulama Sunni ke Mesir, yang selama ini kental pengaruh Syi’ah. Ia dirikan Universitas yang bermahzab Maliki dan Syafi’I di sana, untuk mengimbangi pengaruh Syiah Ismailiyah yang sudah ratusan tahun berada di Mesir. Dengan kuda-kuda kekuasaan yang sudah cukup kuat, Shalahuddin mulai memperlus areal kekuasaannya ke sekitar Mesir.

Titik balik kekuasaan Shalahuddin di Mesir yang dicatat oleh para sejarawan berlangsung secara politik. Dalam khutbah jum’at ia mulai memerintahkan untuk membaca doa khusus bagi Khalifah Abbasiyah di Bahdad yang notabene adalah saingan dinasti Fatimiyah. Peristiwa ini banyak dianggap sebagai munculnya ambisi kekuasaan dalam diri Shalahuddin setelah serangkaian keberhasilan yang dilakukannya terhadap kemajuan Mesir.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here