Korea Selatan Akui Potensi Besar Ekonomi Islam

2087
Sultan bin Saeed Al-Mansouri, Abdulla Mohammed Al-Awar, Kim Dong-yeon dan lainnya menghadiri pertemuan di Dubai (Photo: Khaleej Times)

Dubai, Muslim Obsession – Delegasi tingkat tinggi dari Republik Korea, Kim Dong-yeon, mengakui manfaat dan potensi ekonomi Islam. Kim juga menunjukkan manfaat keuangan Islam, khususnya sukuk, sebagai sektor kunci dalam memajukan ekonomi Islam.

“Saat ini Korea Selatan tengah memeriksa persyaratan legislatif untuk memasuki lapangan,” ujarnya, Rabu (28/3/2018) waktu setempat, dalam pertemuan kesepakatan kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA), guna menumbuhkan sinergi ekonomi Islam.

Keduanya mengkaji rencana untuk memperluas hubungan bilateral melalui sektor-sektor prioritas tinggi yang menjadi kepentingan bersama. Kim juga menyoroti keinginan Korsel untuk mendapatkan manfaat dari keahlian UEA melalui pertukaran praktik terbaik, pengetahuan dan pengalaman di bidang Ekonomi Islam.

Dilansir Zawya, Kamis (29/3/2018), Sultan bin Saeed Al-Mansouri, Menteri Ekonomi UEA dan Ketua Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai (DIEDC), menerima Kim Dong-yeon, Menteri Strategi dan Keuangan beserta Wakil Perdana Menteri.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi cara-cara meningkatkan sinergi antara kedua negara. Terutama pada bidang perdagangan dan hubungan ekonomi di sektor-sektor yang sedang berkembang. Serta peluang untuk kolaborasi di semua bidang ekonomi Islam.

Selama pertemuan tersebut, para pejabat Korea diberi penjelasan tentang ekonomi Islam dan peluang menjanjikan yang ditawarkannnya. Salah satunya, langkah UEA dalam mengembangkan kapabilitasnya di lapangan, serta bidang kemitraan potensial, khususnya di bidang keuangan Islam.

“Hubungan bilateral antara UEA dan Korsel sangat kuat, dan hari ini dua negara siap untuk membawa hubungan ini ke tingkat berikutnya. Dengan kemitraan strategis berdasarkan kepentingan bersama yang fokus pada pencapaian tujuan pembangunan keduanya,” papar Al-Mansouri.

Ia menunjukkan bahwa ekonomi Islam memiliki potensi untuk memulai fase baru kemitraan. Terutama mengingat meningkatnya permintaan global untuk produk halal dan layanan keuangan Islam. Ia juga menyatakan pentingnya memulai dialog antara DIEDC dan entitas Korsel, untuk berbagi pengalaman UEA dan praktik terbaik di bidang ini.

“Ada prospek yang berkembang untuk kerja sama dengan Korea Selatan di bidang UKM dan kewirausahaan. Untuk mengembangkan saluran komunikasi baru dan pertukaran pengetahuan tentang keberhasilan proyek start-up dan inovasi Korea. Serta meningkatkan pertumbuhan fintech dan penerapan teknologi yang muncul di sektor keuangan,” ujarnya.

CEO DIEDC Abdulla Mohammed Al-Awar memberikan penjelasan kepada para peserta tentang strategi DIEDC 2017-2021 yang berfokus pada 3 sektor. Yakni keuangan Islam, gaya hidup halal dan Islami yang mencakup budaya, seni, serta sektor pariwisata yang ramah keluarga.

Al-Awar menyoroti prospek di sektor perbankan dan keuangan Islam, khususnya dalam penerbitan sukuk, yang menunjukkan pertumbuhan signifikan di pasar non-Muslim seperti Hong Kong, Inggris, Luksemburg dan Afrika Selatan.

“Ada peluang bagus untuk membangun sinergi dengan Korea Selatan, terutama di bidang yang terkait dengan sukuk dan halal,” pungkasnya. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here