Kisah Habibah, Pedagang Nasi Asal Serang Nabung 10 Tahun Bisa Naik Haji

1000
Habibah (kiri) dan Saripan, saat mempersiapkan keberangkatan haji di kediamannya, Rabu (24/7/2019).
Habibah (kiri) dan Saripan, saat mempersiapkan keberangkatan haji di kediamannya, Rabu (24/7/2019).

Serang, Muslim Obsession – Habibah (51) tak pernah menyangka dirinya bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini. Mimpi bisa naik haji adalah salah satu mimpi terbesarnya.

Wanita yang berberprofesi sebagai pedagang nasi di kawasan Pabrik Nikomas Gemilang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, mengaku bersyukur kepada Allah atas panggilan haji ini.

Habibah merupakan calon jamaah haji kloter 48, Embarkasi Jakarta. Ia dan rombongan jamaah haji lainnya dijadwalkan terbang ke Makkah pada Sabtu (27/7/2019). Namun sebelumnya, Jumat pagi, (26/7/2019) rombongan haji asal Kabupaten Serang akan dilepas di Alun-alun Kota Serang, kemudian menuju Asrama Haji Jakarta.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur sekali bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima tahun ini. Bisa naik haji merupakan cita-cita dan mimpi saya sejak saya belum memiliki anak,” katanya kepada Muslim Obsession, Rabu (24/7/2019).

Salah satu warga Kampung Kepondoan, Rt002/001, Desa Sukamaju, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang itu mengaku, dulu sekali, saat hidupnya masih pas-pasan, ketika melihat ada orang berangkat haji, ada keinginan bisa berangkat haji, seperti tetangganya yang sudah lebih dulu berhaji.

“Dalam hati lalu saya berdoa, ya Allah, kapan ya, saya bisa naik haji, pengen banget rasanya ibadah haji seperti tetangga-tetangga saya,” ceritanya.

Saat kondisi keluarganya perlahan mulai membaik, Habibah mulai menabung untuk biaya haji. Uang untuk mendaftar haji diperoleh dari hasil jerih payahnya berjualan nasi dan usaha sang suami Saripan (62), yang bekerja sebagai buruh di pabrik Nikomas.

“Saya dan suami menabung kurang lebih selama 10 tahun. Kadang menabung Rp 50.000-100.000. Tergantung ada rizki saat itu. Kadang juga ia tidak menabung sama sekali,” paparnya.

Pada tahun 2012 lalu, Habibah memberanikan diri mengajak sang suami untuk sama-sama mendaftar haji. Tapi waktu itu Saripan belum mau, karena beralasaan masih kerja di pabrik.

“Katanya kalau mau berangkat haji duluan saja. Tapi kemudian saya rayu biar bisa berangkat bareng dan akhirnya suami mau. Baru pada tahun 2015 suami pensiun dari kerjaannya,” jelasnya.

“Kepada semuanya, mohon didoakan, semoga perjalanan ibadah haji kami semua lancar dan hajinya diterima Allah Swt. Amin,” katanya minta didoakan. (Way)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here