Kisah Dakwah Abah Akbar, Dai Parmusi Paling Tua dari Maluku

1396
Abah Muhammad Akbar.

Di kota yang dijuluki Kota Tolaki itu Abah berupaya memperbaiki akidah masyarakat setempat. Dengan izin Allah, tak hanya umat Islam, Abah juga mampu meluruskan akidah orang-orang yang masih belum berpegang pada tali Allah. Berperangai sopan, bertutur santun, berakhlak karimah, menjadi ciri dakwahnya.

Untuk beberapa lama, Abah berdakwah dengan sangat menarik simpatik masyarakat Kendari. Sebelum akhirnya, ia kembali meneruskan langkahnya dengan membelah samudera menuju Bumi Maluku.

Di Maluku, Abah memilih Tual sebagai tempat singgahnya. Namun ketika Maluku Barat Daya (MBD) menjadi kabupaten baru, ia kembali hijrah ke sana dengan misi dakwah yang telah ia jalankan sebelumnya, yakni berdagang sambil berdakwah.

Sesampainya di MBD, Abah menemui banyak tantangan. Karena mayoritas masyarakat MBD beragama nasrani, sehingga bukan perkara mudah bagi Abah untuk menyebarkan ajaran Islam.

Namun jiwa militan dan semangat jihad Abah untuk berjuang di jalan Allah tidak meruntuhkan niat baiknya. Hanya sendiri, ia kemudian berani meminang gadis putri setempat hingga memeluk agama Islam.

Hal itu dilakukan juga oleh rekan-rekannya sesama pendatang. Awalnya, hanya 7 orang yang menyiarkan agama Islam. Mereka melakukan strategi dan pola dakwah yang baik, yakni bergerak di bidang ekonomi, pertanian, disertai akhlak santun dan berjiwa sosial, hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala  pun turun. Kini, jumlah umat Islam di MBD mencapai 700-an orang.

Saat berdakwah, tidak hanya waktu dan pikiran Abah saja yang dikorbankan, namun ia juga mengorbankan segala apa yang dimilikinya. Ujian bagai gelombang yang datang terus-menerus dan silih berganti. Bertumbuhnya umat Islam hingga 700 orang itu dinilai sebagai ancaman bagi masyarakat nasrani.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here