Khamal, Anak Pengamen yang Diterima Kuliah di UGM

1338
khamal
Khamal Fadloli Ain bersama ayah dan ibunya. (Foto: Humas UGM)

“Kita tidak bisa memilih terlahir di keluarga mana dan dalam keadaan seperti apa. Namun, hidup itu pilihan dan saya memilih untuk terus berjuang melawan keterbatasan.”

Yogyakarta, Muslim Obsession – Kata-kata itu dilontarkan oleh Khamal Fadloli Ain. Khamal, panggilan akrabnya, merupakan anak bungsu dari dua bersaudara yang terlahir dari keluarga yang serba pas-pasan.

Namun, keterbatasan ekonomi tidak lantas menghalanginya untuk meraih mimpi mendapatkan pendidikan dengan baik bahkan hingga perguruan tinggi.

Putra pasangan Budi Antono (52) dan Sri Wuryaningsih (50) ini berhasil diterima kuliah di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Berkat ketekunan dan prestasi di sekolah Khamal bisa masuk UGM tanpa melalui tes.

Dikutip Muslim Obsession dari keterangan tertulis Humas UGM, Jumat (17/5/2019), Khamal mengungkapkan, kedua orang tuanya bukanlah orang berada. Ayahnya sehari-hari mengamen di sebuah restoran.

Setiap malam sang ayah bersama dengan grupnya manggung di sebuah rumah makan di Yogyakarta dan menghibur para tamu yang datang di rumah makan tersebut.

Sementara sang ibu membuka warung makan di rumahnya. Namun, sejak akhir tahun lalu tidak lagi berjualan karena rumah tempat tinggal mereka direnovasi. Saat ini, ibunya berjualan kue yang dititipkan di warung-warung untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

“Sejak November 2018 lalu ibu tidak lagi jualan karena rumah rusak akibat gempa 2006 lalu dan longsor akibat lahar dingin yang menggerus Sungai Code,” jelasnya saat ditemui di rumahnya baru-baru ini.

Selama direnovasi Khamal dan keluarga mengontrak di sebuah rumah kecil yang tak jauh dari rumahnya.

Saat ini Khamal dan keluarga tinggal di rumah sederhana warisan kakeknya yang berada di Sultan Ground yang berada di bantaran Sungai Code, Yogyakarta, tepatnya di Juminahan Danurejan II/99. Rumah berukuran 3×7 meter itu mereka tinggali sejak tahun 1998 silam.

Sebelumnya Khamal dan keluarga tinggal di rumah kakeknya di dalam SD Tegal Panggung. Sang kakek merupakan penjaga sekolah tersebut dan tinggal di kompleks sekolah.

Dengan pekerjaan orang tua itu pendapatan yang didapat tidak seberapa. Dari mengamen biasanya setiap bulannya meraih penghasilan Rp2 juta dan itu pun masih harus dibagi dengan seluruh anggota grupnya yang berjumlah 5 orang. Sementara hasil dari berjualan kue tidak pernah menentu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here