KH. Farid Okbah: Tulisan Denny JA Bahaya untuk Orang Awam

2081
Ustadz Farid Ahmad Okbah dan Ustadz Bukhari Abdul Somad
Ketua Bidang Agama PP Parmusi Ustadz Farid Ahmad Okbah. (Foto: Edwin B)

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Bidang Agama Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) KH. Farid Ahmad Okbah menilai tulisan Denny JA di laman Facebooknya pada Rabu (6/1/2021), berbahaya bagi orang awam.

Alasannya, isi tulisan Denny JA hanya mengagungkan materi sebagai ukuran kebahagiaan, karena menganggap agama tidak perlu.

“Apa begitu? Justru mereka yang tinggal di negeri maju itu mengalami empty soul (kekosongan jiwa),” tukas KH. Farid kepada Muslim Obsession, Jumat (8/1/2021).

Pengasuh Ma’had Aly Al-Islamy ini menjelaskan bahwa manusia di dunia ini ada empat macam dalam kaitan dengan agama. Pertama, pengikut agama Yahudi dan Nashara (samawi). Mereka awalnya pengikut para Nabi utusan Allah, tapi mereka berimprovisasi sehingga menambah dan mengurangi agamanya.

Kedua, pengikut dien Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan melengkapi ajaran nabi sebelumnya. Ketiga, pengikut agama-agama ardhi seperti Hindu, Budha, Konghucu dan lainnya.

Keempat, tidak beragama namun percaya Tuhan. Mereka ini yang disebut dengan Agnostik. Di sisi lain, ada juga orang-orang yang tidak percaya Tuhan dan agama disebut atheis.

“Dunia hari ini dipengaruhi oleh pahan materialisme, dimana segala hal diukur dengan kebendaan. Termasuk bahagia, maju atau sengsara serta mundurnya suatu bangsa dan individu diukur dengan materi,” tegasnya.

Padahal, jelasnya, laporan PBB justru menginformasikan bahwa negara yang tertinggi angka bunuh dirinya adalah negara-negara makmur, seperti Swedia, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Perancis.

Kebahagiaan itu, imbuhnya, justru ada pada Islam (baca QS. Yunus: 58), karena kebahagiaan itu ada pada keyakinan kepada Allah yang pusatnya di qalbu (baca QS. Azzumar: 22).

“Alhamdulillah kita dipilih Allah menjadi orang Islam dengan diberikan Al-Quran sebagai pedoman hidup (baca QS. Fathir: 32). Maka jadilah orang muslim yang bernilai dan jadilah contoh orang yang bahagia di dunia ini. Jangan terbawa oleh konsep pihak lain. Baarakallah fiekum,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Denny JA menulis artikel berjudul “Mengapa Top 10 Negara Paling Bahagia, Mayoritas Warga Tak Lagi Menganggap Agama Penting?”.

Penulis sekaligus bos Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu memaparkan hasil penelitian dua lembaga riset internasional, yakni penelitian yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Sustainable Development Solution Network (SDSN) dan penelitian yang dilakukan Gallup Poll pada 2009.

Menurut Denny JA, SDSN menerbitkan rangking 153 negara berdasarkan kebahagiaan warga negara pada tahun 2020 menggunakan data survei dunia Gallup World Poll dan World Values Survey. Sementara Gallup Poll membuat list negara berdasarkan pertanyaan “seberapa penting agama dalam hidupmu?”

Denny kemudian mengungkap data SDSN terkait adanya 10 negara teratas yang warganya paling bahagia namun tidak lagi menganggap agama itu penting dalam hidupnya. Sepuluh negara paling bahagia itu didominasi oleh negara Skandinavia (Nordic countries), yakni Finlandia, Denmark, Switzerland, Iceland, Norway, Netherlands, Sweden, New Zealand, Austria, dan Luxembeg.

Sementara Gallup Poll menemukan 10 negara teratas, dimana mayoritas warganya tak menganggap agama hal yang penting dalam hidupnya. Kesepuluh negara tersebut adalah Finlandia (28 persen), Denmark (19 persen), Switzerland (41 persen), Iceland (tak ada data), Norway (22 persen), Netherlands (33 persen), Sweden (15 persen), New Zealand (33 persen), Austria (55 persen), Luxembeg (39 persen).

Dalam tulisannya, Denny menuturkan bahwa kebahagiaan masyarakat di sebuah negara ditentukan oleh tiga kunci, yakni social trust, freedom to make life choice, dan social support. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here