Ketum Parmusi Ingatkan Presiden untuk Bangun Negara dengan Uang Halal

1799
Usamah Hisyam - Ok
Ketua Umum PP Parmusi, H. Usamah Hisyam. (Foto: Edwin B/Muslim Obsession)

Jakarta, Muslim Obsession – Ketua Umum Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam mengatakan bahwa seluruh proses pembangunan di Indonesia ini harus menggunakan sumber-sumber pendapatan negara yang halal, tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam agama, utamanya adalah nilai-nilai agama Islam yang dianut mayoritas penduduk di Indonesia.

Karena jika nilai-nilai ini ditentang, sebutnya, sama saja dengan bertentangan dengan Pancasila Sila pertama, yakni Ketuhanan yang Maha Esa yang mengakui secara konstitusional UUD 45 pasal 29 bahwa seluruh umat beragama ini diakui untuk beragama.

Oleh sebab itu dalam proses pembangunan nasional, jelasnya, nilai-nilai ini harus tetap diusung dan tidak boleh ada kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut sekalipun untuk mendapatkan pendapatan belanja negara.

Baca juga: Soal Investasi Miras, Muhammadiyah: Pemerintah Kehilangan Akal Cari Uang

“Belakangan ini pemerintah tampak panik. Padahal tidak perlu panik sampai melakukan investasi dengan cara menghalalkan sesuatu yang haram. Untuk membangun investasi dengan uang haram dengan mengizinkan minuman keras (miras), ini sama saja bertentangan dengan substansi nilai-nilai yang dijunjung oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengakui keberadaan agama-agama,” ungkap Usamah di Jakarta, Senin (1/3/2021).

Usamah menegaskan, agama Islam yang dianut mayoritas penduduk Indonesia secara tegas melarang adanya peredaran miras. Artinya, sekalipun di Papua, Bali, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT), paling tidak ada 10 – 15 % masyarakat muslim di provinsi-provinsi tersebut.

“Kalau kemudian yang mayoritas dikasih mabok, yang minoritas juga ikut, jadi apa bangsa ini ke depan? Dan apakah kemudian agama non-Islam itu identik dengan permabokan? Kan tidak juga. Terbukti tokoh-tokoh, warga, masyarakat di Papua menolak, karena ternyata miras ini menghambat pertumbuhan sumber daya manusia daerah setempat. Lantas arah pembangunan sumber daya manusia nasional ini mau ke mana?” kata Usamah.

Baca juga: Tolak Investasi Miras, Ketua PBNU: Mau Sedikit atau Banyak Hukumnya Haram

Usamah mengingatkan Presiden Jokowi hendaknya menghargai apa yang telah diperjuangkan the founding fathers negeri ini. Salah satunya WR Supratman yang menulis syair Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan sampai hari ini, yakni bangunlah jiwanya, bangunlah badannya.

“Beliau menyebut, jiwanya dulu yang dibangun, baru kemudian bangunlah badannya. Jangan karena mau investasi, kita mengabaikan jiwanya. Nah, jiwa ini dibangun salah satunya adalah bagaimana agar warga masyarakat kita terhindar dari minuman keras, narkoba, dan sebagainya. Kalau kemudian pemerintah mengizinkan (miras) ini dijual di masyarakat sampai ke lapisan bawah, ini kepentingan korporasi, bukan kepentingan negara. Hanya untuk membangun bangsa ini kemudian menghalalkan sesuatu yang haram. Itu tidak boleh Pak Presiden!” tandas Usamah.

“Presiden harus kita ingatkan. Presiden kan butuh masukan, kritikan. Ini kritikan keras dari Parmusi. Kritikan ini bukan bermaksud menggoyang, justru karena kita sayang pada Presiden, kita ingatkan secara keras, ini keliru. Bapak Presiden dilingkari oleh kepentingan korporasi sekarang, tolong dicatat itu,” imbuhnya.

Baca juga: Ramai Ditolak, HNW Desak Jokowi Cabut Perpres Miras

Usamah menegaskan, untuk memajukan dan menyejahterakan bangsa Indonesia sebenarnya mudah, yakni dengan kembali fokus menggarap lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan . Ia meyakini jika swasembada pangan dikembalikan maka semua rakyat akan hidup sejahtera.

“Terlampau kaya bangsa dan negara ini. Bisa jadi nomor satu di dunia, kenapa harus sampai jual miras? Rakyat arahkan saja kembali ke pertanian, di-support, larang ada import. Kembangkan. Sudah, sejahtera rakyat di desa-desa,” urainya.

Menurutnya, rakyat Indonesia tidak pernah meminta berlebihan karena mereka cukup hanya ingin makan tiga kali sehari. Hal inilah yang harus difasilitasi negara, sehingga pemerintah tidak harus berutang, apalagi berambisi memperbesar utang negara.

Baca juga: Tolak Investasi Miras, Pimpinan MPR: Kita Bukan Bangsa Pemabok

Oleh sebab itu, jelasnya, Parmusi menolak keras Perpres yang membuka keran investasi terhadap industri minuman keras (miras) mengandung alkohol tersebut. Ia juga akan memerintahkan seluruh Dai Parmusi untuk menolak keras di berbagai daerah.

“Semua Dai Parmusi harus menolak minuman keras itu. Ini bukan dalam rangka apa-apa Pak Presiden, ini dalam rangka justru kita ingin ada masukan yang konstruktif,” ungkapnya.

Di sisi lain, lanjut Usamah, investasi miras ini tak sebanding dengan kerusakan yang akan ditimbulkannya pada masyarakat, utamanya generasi muda yang akan datang. Dibandingkan investasi yang bisa didapatkan dari itu, menurutnya, sudah pasti lebih banyak mudharat yang didapatkan dari miras.

Baca juga: Ketua MUI: Haram Hukumnya Melegalkan Investasi Miras

Usamah mengatakan, Parmusi secara tegas menolak. Ia kembali mengingatkan agar Indonesia jangan dibangun dengan uang yang tidak halal karena hanya mengundang murka dari Allah Ta’ala.  Menurutnya, berbagai persoalan dan musibah yang menimpa di berbagai daerah merupakan cerminan dari kondisi masyarakat Indonesia yang sering menentang ajaran Allah Ta’ala.

“Kalau pemerintahan Presiden Jokowi pada periode kali ini terlampau sering menabrak nilai-nilai ketauhidan umat Islam Indonesia, maka Parmusi akan mengambil sikap yang lebih tegas untuk meminta seluruh dai dan kadernya menarik dukungan terhadap pemerintahan ini,” tandas Usamah. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here