Kenali Risiko Gejala Berat Covid-19 pada Ibu Hamil

966

Jakarta, Muslim Obsession – Ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 memiliki risiko perburukan gejala lebih tinggi dibanding perempuan yang tidak hamil. Meski belum ada bukti jelas mengenai penularan vertikal dari ibu ke janin, tapi terinfeksi Covid-19 saat mengandung perlu diwaspadai karena memiliki beberapa risiko kesehatan.

Tak heran jika sejak awal masa pandemi, BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mengimbau pasangan muda untuk menunda rencana kehamilan sampai pandemi berakhir.

Imbauan ini bukan hanya untuk menghindari penularan virus SARS-CoV-2 saat hamil, tapi karena kondisi keseluruhan pandemi tidak aman bagi ibu dan janin. Selain itu, akses terhadap fasilitas kesehatan pun terbatas.

Bagaimana risiko gejala berat Covid-19 pada ibu hamil?

Ibu hamil memiliki risiko perburukan gejala saat terinfeksi Covid-19
Para peneliti mempelajari lebih lanjut kemungkinan yang dialami ibu hamil saat terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Sebuah studi dari CDC Amerika Serikat mengatakan bahwa ibu hamil yang tertular Covid-19 cenderung membutuhkan perawatan dengan ventilator atau ruang ICU (ruang perawatan intensif).

Selain itu, studi tersebut menyatakan adanya kecenderungan ibu hamil dengan Covid-19 berisiko tinggi melahirkan bayi prematur.

Hasil ini diketahui setelah meninjau 77 penelitian tentang Covid-19 pada ibu hamil. Secara kolektif, penelitian tersebut mencakup data 13.118 perempuan hamil dan baru hamil yang terinfeksi Covid-19. Tim peneliti juga membandingkan ibu hamil Covid-19 dengan perempuan usia produktif yang tidak hamil.

“Ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 tampaknya berisiko lebih tinggi membutuhkan perawatan di ruang ICU atau dengan ventilator,” tulis tim peneliti dalam studi tersebut.

Ibu hamil yang masuk kategori penelitian tersebut adalah mereka yang berkunjung ke rumah sakit tanpa membedakan usia kehamilannya.

“Perlu dicatat bahwa studi seperti ini memiliki kemungkinan bias yang besar,” kata dr. Marian Knight, profesor kesehatan populasi ibu dan anak Oxford University Inggris. Ia mengingatkan perlunya penelitian lebih mendalam.

Pusat pengendalian penyakit Amerika (CDC) yang juga melaporkan mengenai risiko ini mengatakan pihaknya dan beberapa lembaga akan mengumpulkan data lebih banyak untuk memperdalam studi dan membuat panduan klinis untuk ibu hamil. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here