JK Akui Dekat dengan Petinggi Taliban

687
Ketua DMI, Jusuf Kalla.

Jakarta, Muslim Obsession – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, (JK) mengaku punya kedekatan dengan petinggi kelompok yang kini kembali berkuasa di Afghanistan, Taliban, termasuk Mullah Abdul Ghani Baradar. Bahkan pernah beberapa kali bertemu.

“Saya juga dekat dengan petinggi Taliban, pernah bertemu di Doha, Qatar, dan berbicara sampai malam dengan Mullah Baradar,” kata JK dalam wawancara CNN Indonesia TV, Senin (23/8/2021).

Menurutnya, kedekatannya dengan petinggi Taliban semata-mata untuk menjaga kepentingan proses perdamaian di Afghanistan.

Selama ini, JK memang dikenal aktif dalam upaya perdamaian di Afghanistan. Saat masih menjabat sebagai Wapres RI periode 2014-2019, JK pernah beberapa kali pergi ke Kabul hingga mengundang pemerintah Afghanistan dan Taliban secara terpisah ke Jakarta.

“Tentang kedekatan saya dengan Taliban, ini kan praktik bagaimana mendamaikan suatu kelompok. Ya, harus kenal kedua belah pihak. Tidak mungkin kita berusaha mendamaikan Afghanistan, tapi tidak mengenal pemerintahnya dan juga pihak lain yang terlibat, dan dalam hal ini Taliban,” kata JK.

Karena itu, JK menuturkan semasa dia menjabat sebagai Wapres RI periode 2014-2019, ia pernah mengundang perwakilan pemerintah Afghanistan dan petinggi Taliban untuk makan di rumah dinasnya di Jakarta Pusat.

JK bahkan menceritakan perjuangannya meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencabut status teroris terhadap 12 petinggi Taliban agar bisa datang ke Indonesia.

JK menuturkan Indonesia menjadi negara pertama yang didatangi petinggi Taliban setelah status teroris mereka dicabut PBB.

“Ini adalah cara kita membantu mendamaikan negara lain, jadi harus mengenal kedua belah pihak. Ini adalah amanat konstitusi Indonesia, di mana dalam Undang-Undang Dasar Indonesia wajib membantu menciptakan perdamaian dunia,” ucap JK.

“Jadi apa yang pemerintah lakukan, yang saya lakukan waktu itu, adalah menjalankan konstitusi. Anda tidak mungkin mendamaikan Afghanistan tanpa kenal baik kedua belah pihak.”

Meski begitu, JK mengaku belum pantas disebut sebagai mediator atau negosiator karena tak bisa mempertemukan pihak pemerintah Afghanistan dan Taliban secara langsung.

Sejauh ini, JK menuturkan dia hanya mencoba membangun persepsi yang sama antara pemerintah Afghanistan dan Taliban agar ke depannya bisa berdialog secara damai.

Lebih lanjut, JK kembali menegaskan bahwa ia optimistis kepemimpinan Taliban di Afghanistan kali ini akan lebih terbuka dibandingkan dengan 25 tahun lalu ketika kelompok itu berkuasa.

Menurut JK, para pemimpin Taliban saat ini menyadari bahwa mereka membutuhkan pengakuan internasional untuk bisa memerintah di Afghanistan.

Sementara itu, untuk mendapatkan pengakuan internasional, Taliban tidak bisa memerintah dengan cara terlalu konservatif atau tertutup, dan brutal.

“Kita optimistis saja, dengan catatan lihat ke depan nanti dan mendoakan agar apa yang mereka cita-citakan dalam membentuk pemerintahan terbuka, inklusif, dan melindungi hak perempuan, itu terjadi,” kata JK.

“Jika lihat 25 tahun lalu, Taliban sangat brutal tentu itu menjadi trauma bagi masyarakat Afghanistan. Tapi Saya yakin tidak akan kembali seperti itu karena dari pengalaman itu, mereka sadar tidak bisa memerintah dengan cara seperti itu,” ucap JK menambahkan. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here