Jika Tauhid Telah “Runtuh”

1875

Oleh: Chazali H. Situmorang (Anggota Dewan Pakar KAHMI)

Sila pertama Pancasila adalah merupakan pengakuan Tauhid bangsa Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Esa itu adalah kata Tauhid yang mendapatkan tempat yang paling tinggi dalam falsafah bangsa dan negara Indonesia.

Implementasi Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam ritual ibadahnya diyakini dalam hati dan dilafaskan dalam ucapakan dalam bentuk dzikir. Dzikir Lâ Ilâha illalLâh Muhammad Rasûlullâh sering kita dengar lantunannya.

Dzikir ini terdiri dari 2 pernyataan. Yang pertama adalah mengesakan Allah, yakni tiada yang memiliki sifat ulûhiyah atau ketuhanan kecuali Allah, dan yang kedua adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.

Lâ Ilâha illalLâh Muhammad Rasûlulâh merupakan pernyataan komitmen kita untuk merealisasikan tauhid Uluhiyah tersebut. Setiap perbuatan yang dilakukan tentu mengandung unsur “tujuannya apa”. Disitulah Allah SWT, memberikan kemampuan kita berfikir. Hanya orang yang berfikir yang mengerti tujuan hidupnya apa.

Oleh karena itu setiap gerak dan waktu kita sebagai hamba Allah, dibingkai dengan tujuan penghambaan yang dilakukan kepada Allah saja. Tidak boleh dualisme tujuan. Disitulah makna hakiki Tauhid.

Tauhid Uluhiyah ini penekanan pada unsur amal yang dilakukan. Sehingga menjadi sulit merealisasikannya. Apalagi berhadapan dengan situasi lingkungan dan kondisi yang tidak kondusif.

Tetapi tauhid ini merupakan standar ketundukan kita terhadap Islam sebagai agama yang dianut. Parameternya jelas, yaitu mengakui keesaan Allah, dan dalam dalam implementasinya mengacu pada juklak dan juknis yang telah dibuat oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam rangka dzikir Lâ Ilâha illalLâh Muhammad Rasûlullâh bentuk actionnya bermacam-macam. Ada membuat kalimat tauhid tersebut dalam bentuk stiker yang dipasang dimobil. Ada yang dipasang sebagai kaligrafi di dinding masjid.

Ada dalam bentuk spanduk, atribut, dan bahkan panji-panji dan bendera yang dikibarkan dalam berbagai barisan, takbir, majelis akbar dalam rangka syiar Islam. Itu semua dalam rangka dzikir tauhid dan juga manifestasi dalam mengamalkan sila pertama Pancasilan yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here