Muslim Obsession – Impian agar rumah menjadi ‘surga’ dimiliki setiap keluarga. Tapi nyatanya, banyak orang malah menjadikan rumah seperti ‘neraka’.
Bukan kedamaian yang ada, namun keributan yang sering ditemui karena para penghuninya yang jauh dari keshalihan, tidak saling menghormati, mencintai dan menyayangi.
Di sisi lain, rumah juga bisa seperti ‘kuburan’. Itulah rumah yang tak diisi dengan aktivitas ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, seperti shalat dan membaca Al-Quran.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
اجعلوا في بيوتِكم من صلاتِكم، ولا تتَّخِذوها قبورًا
“Jadikanlah rumah kalian sebagai tempat shalat kalian, jangan jadikan ia sebagai kuburan” (HR. Al Bukhari no. 432, 1187, Muslim no. 777).
Dalam hadits lainnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan karena setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah,” (HR. Muslim no. 1860).
Hadits pertama di atas bermakna bahwa janganlah seseorang meninggalkan shalat di rumah. Sebagai tempat tinggal, rumah harus diisi dengan aktivitas shalat.
Di sisi lain, hadits ini juga menjelaskan tentang larangan shalat di kuburan. Oleh karenanya, rumah yang tak pernah ada aktivitas shalat di dalamnya disebut sebagai kuburan.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menegaskan bahwa shalat tidaklah sah dilakukan di kuburan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلاَّ الْمَقْبُرَةَ وَالْحَمَّامَ
“Seluruh permukaan bumi adalah masjid kecuali kuburan dan tempat pemandian,” (HR. Tirmidzi no. 317, Ibnu Majah no. 745 dan Abu Daud no. 492. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Tempat tinggal terbaik adalah yang berkilau karena cahaya dari Allah ‘Azza wa Jalla. Itulah rumah yang sering diisi aktivitas shalat dan tilawah Al-Quran baik saat pagi, siang, maupun malam. Wallahu A’lam. (Fath)
