Jalin Perjanjian dengan Israel, Kepala Parlemen Turki Kutuk UEA

539
Kepala Parlemen Turki Mustafa Sentop. (Foto: Anadolu Agency)

Ankara, Muslim Obsession – Perjanjian baru antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel yang dimaksudkan untuk menormalisasi hubungan kedua negara menuai kecaman dari berbagai negara.

Kepala Parlemen Turki Mustafa Sentop mengatakan, kesepakatan yang dilakukan dengan Israel merupakan langkah tercela karena mengkhianati perjuangan rakyat Palestina.

“Membuat kesepakatan dengan Israel adalah tindakan tercela. Negara yang menduduki wilayah Palestina, bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ini mengkhianati perjuangan Palestina. Saya mengutuk Uni Emirat Arab,” ungkap kata Mustafa Sentop, mengutip Anadolu, Selasa (18/8/2020).

Sebelumnya, label ‘pengkhianat’ kepada UEA juga disematkan Otoritas Palestina. Mereka mengatakan bahwa kesepakatan normalisasi antara Israel dan Uni Emirat Arab mengkhianati Yerusalem, Al-Aqsa dan perjuangan Palestina.

“Kepemimpinan Palestina dengan keras menolak dan mengutuk pernyataan mengejutkan Amerika, Israel dan UEA tentang normalisasi hubungan,” kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara Otoritas Palestina.

“Langkah ini muncul karena desakan Israel untuk menahbiskan pendudukan dan aneksasi sebagian wilayah Palestina,” lanjut dia.

Abu Rudeina menegaskan bahwa kepemimpinan Palestina menganggap langkah ini sebagai pukulan bagi inisiatif perdamaian Arab, keputusan KTT Arab dan Islam serta legitimasi internasional.

“Ini adalah agresi terhadap rakyat Palestina, hak-hak Palestina dan kesuciannya, terutama Yerusalem dan negara Palestina merdeka di perbatasan 4 Juni 1967,” ujar dia.

Juru bicara itu mengutuk langkah UEA yang menghentikan perdagangan aneksasi ilegal untuk normalisasi hubungan dengan Israel dan menggunakan masalah Palestina sebagai kedok untuk tujuan tersebut.

Pimpinan Palestina menekankan bahwa UEA, atau pihak lain mana pun, tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama rakyat Palestina.

Sementara itu Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa kesepakatan UEA dan Israel pada Kamis, sebagai sebuah langkah untuk mencegah rencana Israel mencaplok sebagian besar Tepi Barat.

Pernyataan bersama dari AS, UEA, dan Israel mengatakan “terobosan” itu akan mempromosikan “perdamaian di kawasan Timur Tengah dan merupakan bukti diplomasi dan visi yang berani dari ketiga pemimpin,” mengacu pada Trump, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan, dan Netanyahu.

Israel akan “menangguhkan” rencana mencaplok Tepi Barat yang diduduki “dan memfokuskan upayanya sekarang pada perluasan hubungan dengan negara-negara lain di dunia Arab dan Muslim,” menurut pernyataan itu.

“Amerika Serikat, Israel dan Uni Emirat Arab yakin bahwa terobosan diplomatik tambahan dengan negara lain dimungkinkan, dan akan bekerja sama untuk mencapai tujuan ini,” tambah dia.

Perkembangan itu menandai ketiga kalinya sebuah negara Arab membuka hubungan diplomatik penuh dengan Israel, Emirates sekarang menjadi negara Teluk Arab pertama yang melakukannya.

Negara Arab lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel adalah Mesir dan Yordania.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here