Israel Lukai Kameramen, Ratusan Wartawan Palestina Unjuk Rasa dengan Satu Mata

1535
Ratusan jurnalis Palestina sedang berunjuk rasa (Foto: Arab News)

Yerusalem, Muslim Obsession “Mata kebenaran tidak akan pernah dibutakan.” Demikian bunyi plakat pengunjuk rasa yang merupakan sebagian besar dari para jurnalis Palestina. 

Mereka mengenakan penutup mata untuk mengecam cedera seorang rekan kameramen di Tepi Barat yang diduduki. Dialah Muath Amarneh, pada Jumat (15/11/2019) pria malang itu harus kehilangan mata kirinya akibat tembakan peluru karet oleh Zionis Israel saat sedang meliput aksi bentrokan antara militer Israel melawan para pemuda Palestina di Khalil, Tepi Barat, Palestina.

Amarneh, telah berada di sebuah rumah sakit Israel sejak matanya terluka. Puluhan jurnalis Palestina pun berdemonstrasi pada Ahad (17/11/2019) memprotes dengan satu mata tertutup atas nama solidaritas.

Amarneh yang sedang dirawat di Rumah Sakit Hadassah di Yerusalem, mengatakan ia agak jauh dari para pengunjuk rasa ketika ia dihantam oleh tembakan Israel.

“Setelah bentrokan dimulai, saya berdiri di samping mengenakan jaket antipeluru dengan tanda pers dan helm,” kata juru kamera lepas itu kepada AFP, Ahad (17/11/2019).

“Tiba-tiba saya merasakan sesuatu mengenai mata saya, saya pikir itu adalah peluru karet atau batu. Saya meletakkan tangan saya di mataku dan tidak menemukan apa pun,” kisahnya.

“Aku tidak bisa melihat dan mataku benar-benar hilang,” kata Amarneh.

Sementara dokter di rumah sakit memberi tahu Amarneh bahwa ada sepotong logam, sekitar 2 sentimeter panjangnya, menusuk mata dan menetap di belakangnya di dekat otak.

Sepupu Amarneh, Tareq, menemaninya di rumah sakit, mengatakan para dokter berencana untuk mengekstraksi logam tetapi mengubah pikiran mereka setelah mengetahui bahwa mereka juga dapat merusak mata kanan atau bahkan memicu pendarahan di otak.

Meski demikian, seorang juru bicara kepolisian Israel membantah bahwa fotografer itu telah menjadi sasaran.

“Pasukan keamanan beroperasi di depan puluhan perusuh, beberapa dari mereka bertopeng, yang melemparkan batu ke arah petugas dan membakar ban,” kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld.

Amarneh, yang berasal dari kamp pengungsi Dheisheh dekat Betlehem, mengklaim bahwa ia menjadi sasaran wartawan.

“Ada target jurnalis yang tidak wajar dan buruk,” kata ayah dua anak itu.

Sejak insiden itu, wartawan Palestina telah melancarkan kampanye, dengan protes di beberapa kota di Tepi Barat. Di kota Tulkarem, sekitar 250 jurnalis ikut serta dalam aksi solidaritas.

Sebuah video dan foto-foto Amarneh usai cedera pun dengan cepat menyebar. Dia berusaha menutup mata kirinya yang berlumuran darah. (Vin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here