Iran Bukan Irak!

955

Oleh: Hendrajit (Pengkaji Geopolitik, dan Direktur Eksekutif Global Future Institute)

Keliru kalau memandang Iran kayak Irak tahun 2003. Saddam Hussein itu awalnya merupakan boneka Amerika, yang mana CIA awalnya ikut mendukung Saddam merebut kekuasaan di Irak. Namun kemudian dicampakkan dan dikorbankan tuannya. Alhasil tidak tahu bagaimana caranya melawan negara adikuasa. Namanya juga boneka.

Dengan demikian Saddam sejak akhir 1950-an Ibarat cangkang telur yang mengurung dan membungkus rapat rapat lapis kulit dalam peradaban Babilonia yang melekat dengan kesejarahan kejayaan Irak di masa lalu. Sehingga kekuatan sejarah Irak tidak mampu menampakkan diri. Terkubur hidup-hidup.

Iran lain lagi ceritanya. Ia lahir dari keberhasilan para pemimpin dan ulamanya menemukan jatidiri peradaban bangsanya. Kalau meminjam istilah Bung Karno: menemukan emanansi Krachten. Kekuatan rahasia rakyat.

Revolusi Islam Iran 1979 yang dipimpin Ayatullah Khomeini, hakekatnya adalah membangunkan dan membangkitkan kehidupan peradaban Parsi dari dalam kubur. Hanya kali ini melalui jalan Islam. Dengan begitu menggulingkan Syah Reza Pahlevi hanya fase awal dari rekonstruksi nasional Iran. Hanya momentum awal menghidupkan kembali akar rumput budaya bangsa Iran.

Kalimat kunci dari daya tahan Iran dari 1979 hingga sekarang adalah ketahanan budaya menjelma jadi ketahanan nasional.

Pasca gugurnya perwira militer senior Iran Mayor Jenderal Qosim Sulaemani oleh tentara Amerika pada 3 Januari 2020, ketahanan budaya dan nasional Iran diuji kembali.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here