Inna Lillahi, Ahli Tafsir Dr. Ahzami Samiun Jazuli Wafat

10315
Dr. Ahzami Samiun Jazuli. (Foto: YouTube)

Jakarta, Muslim Obsession Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Umat Islam di Tanah Air kembali berduka dengan wafatnya Dr. Ahzami Samiun Jazuli pada Hari Ahad (5/4/2020) pukul 06.30 WIB.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Telah kembali menghadap Allah, ayah kami, Dr. Ahzami Samiun Jazuli, MA. pada hari Ahad, 5 April 2020 Jam 06.30 di Rumah Duka Komplek Yapidh Kp. Pedurenan Jatiluhur Jatiasih. Mohon doanya, semoga Allah Muliakan derajatnya, ampuni dosanya. Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu. Aamiin,” demikian berita duka yang beredar atas nama Maryam, Umar sekeluarga, Ahad pagi ini.

Belum diketahui pasti apa penyebab meninggalnya ahli tafsir ini. Meski kabarnya beliau meninggal karena sakit jantung.

Ahli Tafsir Berhati Lembut

Dr. Ahzami Samiun Jazuli, MA dikenal sebagai sosok ustadz yang bertutur kata lembut, tapi tetap tegas. Tak pernah bosan memberi nasihat lewat cara yang jenaka. Selain sebagai pengasuh Pondok Pesantren YAPIDH, beliau juga menjadi dosen di STIU Darul Hikmah dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Beliau juga seorang ahli tafsir yang sudah menulis sejumlah buku, seperti “Hijrah dalam Pandangan Al-Quran” dan “Kehidupan dalam Pandangan Al-Quran” yang diterbitkan Gema Insani Press.

Lahir di Pati pada 24 Juni 1962 dan besar di kampung halamannya, Ketua Lajnah Pembebasan Masjidil Al Aqso Palestina ini menyelesaikan pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas di Raudhatul Ulum Guyangan, Pati.

Dari Pati, beliau melanjutkan studinya ke Riyadh, Arab Saudi. Tepatnya di Universitas Islam Muhammad bin Saud jurusan Ulumul Quran beliau menimba ilmu hingga meraih gelar doktor. Tesis nya berjudul “Al Hijrah fil Quran” telah diterjemahkan dan diterbitkan Gema Insani Press. Begitu juga dengan disertasi nya berjudul “Al-Hayah fil Quran” diterjemahkan dan diterbitkan Gema Insani Press.

Beliau dikaruniai 10 orang anak, 6 laki-laki dan 4 perempuan, juga 9 orang cucu. 8 anak di antaranya telah menyelesaikan hafalan Al-Quran.

Di kalangan santri, beliau dikenal dengan nasihatnya yang lucu, tapi penuh arti. “Wa laa yatafaccaruun!” Kalimat itulah yang diucapkannya untuk melarang para santri berpacaran. Karena selain melanggar ajaran agama, berpacaran juga merupakan hal sia-sia yang membuat remaja lalai dalam belajar.

Dalam pidatonya di wisuda kelulusan santrinya, beliau memberi nasihat yang sangat berkesan.

“Silakan kalian berkuliah di mana saja. UI, UGM, ITB, kampus mana saja di seluruh dunia, asal kalian ingat satu hal. Sebagai santri lulusan pondok pesantren, kalian adalah sufarud da’wah, duta-duta dakwah.”

Penulis buku “Hijrah dalam Pandangan Al-Quran” ini berpesan agar para santrinya tetap menyebarkan ajaran Islam di manapun mereka berada. Menjadi duta dakwah di seluruh dunia dan tetap berada dalam lingkaran tarbiyah islamiyah.

Selamat jalan, Ustadz. Semoga berlimpah ampunan dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin. (Fath)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here