Imam Masjidil Haram Apresiasi KTT Islam Wasathiyah

1093
Imam Masjidil Haram
Imam dan Khatib Masjidil Haram Syekh Shaleh Abdullah bin Humaid saat berceramah di Masjid Istiqlal, Jumat (4/5/2018). (Foto: Kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Imam dan Khatib Masjidil Haram Syekh Shaleh Abdullah bin Humaid mengapresiasi penyelenggaraan Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Tokoh Islam Dunia tentang Islam Wasathiyah.

KTT yang berlangsung di Istana Bogor tersebut dihadiri sekitar 100 ulama dan tokoh Islam dari berbagai negara, termasuk Saudi Arabia.

“KTT yang diadakan di Indonesia sangat strategis dan mencerminkan hakikat ajaran Islam. Topik yang dibahas sangat penting dan sejalan dengan firman Allah dalam Al-Quran,” kata Syekh Shaleh dalam ceramahnya di Masjid Istiqlal sembari membacakan ayat 143 dari Surah Al-Baqarah, Jumat (4/5/2018).

Diterjemahkan oleh Abdullah Baharmuz dari Staf Kedutaan Arab Saudi di Indonesia, Syekh Shaleh menjelaskan alasan umat Muhammad disebut sebagai Ummatan Wasatha.

Pertama, umat Muhammad adalah umat yang paling bisa memberikan manfaat kepada seluruh umat manusia. “Jika ada muslim tidak memberikan manfaat untuk kemanusian, maka dipertanyakan keislamannya,” ujarnya seperti dilansir Kemenag.

Kedua, umat Muhammad adalah umat yang paling siap mengikuti nabinya. Nabi zaman dahulu memiliki umat yang banyak, namun saat kiamat kelak, tidak banyak yang mengikuti nabinya. “Umat Muhammad adalah yang paling siap mengikuti nabinya. Pertanyaanya, apakah kita termasuk yang siap untuk menjadi pengikut Rasulullah?” tanya Syekh Shaleh.

Alasan ketiga, lanjut Syekh Shaleh, umat Muhammad disebut Ummatan Wasatha karena mereka tidak akan berkumpul atas dasar kesesatan apalagi mendukung kesesatan. Menurutnya, orang yang disebut wasatha, mempunyai ciri-ciri, antara lain: memiliki pilihan mantap (teguh), amanah, hikmah (bijaksana), adil, istiqamah, dan seimbang.

“Seorang muslim saat memegang teguh sifat wasathiyah, dia akan jadikan wasathiyah sebagai perilaku sehari-hari. Dia akan seimbang dalam semua tindakannya, baik kepada Tuhannya, dirinya, keluarganya, tetangganya, dan masyarakatnya. Dia akan selalu jadikan sifat keseimbangan ini sehingga kebaikannya merata dan tidak berlebihan,” jelasnya.

Lantas, siapakah orang yang memiliki sifat wasatha? Syekh Shaleh mengajak umat Muslim untuk menanyakan hal tersebut kepada diri sendiri; sudahkah punya sifat baik pada keluarga, tetangga, dan masyarakatnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here