Haus Ilmu, Ini Kebiasaan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

1446
Ilustrasi: Kitab.

Muslim Obsession – Di sebagian kalangan umat Islam mengenal Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sebagai sulthanul auliya atau raja para waliyullah. Gelar ini bukan sembarang mengingat kedekatannya kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, ketawadhu’annya, serta hausnya akan ilmu pengetahun.

Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha pernah mengatakan, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memiliki kebiasaan yang menandakan bahwa ia merupakan benar-benar ulama mumpuni.

“Syekh Abdul Qadir Al-Jailani saat terkenal dulu itu membaca 13 kitab sehari. Itu termasuk kitab Nahwu,” ungkapnya.

Baca juga: Hindari Sikap Sombong, Ini Nasihat Syekh Abdul Qadir Jailani

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bukan hanya dikenal sebagai sosok ulama sufi yang memiliki karamah dan akhlak terpuji. Beliau juga merupakan ulama fiqh yang haus pada ilmu sehingga keilmuannya sangat tinggi.

Dikisahkan, ketika usia 18 tahun ulama yang digelari ghautsul a’zham atau orang suci terbesar dalam Islam ini sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M.

Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid Al-Ghazali. Di Baghdad ia belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra’ dan juga Abu Sa’ad al Muharrimiseim.

Baca juga: Kiai Said Aqil Jelaskan Perbedaan Tasawuf dengan Akhlak

Syekh Abdul Qadir yang dilahirkan pada Senin, 1 Ramadhan 470 H atau bertepatan dengan tahun 1077 M ini menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.

Dengan kemampuan itu, Abu Sa’ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir Jailani.

Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat dia. Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, lalu datang menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Baca juga: Haul Syekh Abdul Qadir Jailani yang Dihadiri Abuya Uci Didenda Rp 200 Juta

Selain memiliki penguasaan dalam bidang ilmu fikih yang mumpuni, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga dikenal sebagai peletak dasar ajaran tarekat Qadiriyah.

Ia memang dikenal dengan amaliah sufinya sehingga banyak orang yang mengikuti perilakunya. Ia merupakan ulama yang ‘alim dan wara. Ia menyukai tirakat, melakukan riyadhah dan mujahadah melawan hawa nafsu.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang memiliki silsilah ke Rasulullah ﷺ dari ayah dan ibunya tersebut wafat di Baghdad pada Sabtu, 11 Rabiuts-Tsani 561 H/1166 M. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here