Hapus Tato, Anak Punk: Kami Tidak Ingin Mati Kotor

1895
Punk Muslim menghapus tato secara gratis (Foto: ABC News)

Jakarta, Muslim Obsession “Seseorang yang bertato kian didiskreditkan negatif dan kriminal. Padahal tidak semua orang yang bertato berkelakuan seperti itu.” Demikian dikatakan Ahmad Zaki, salah satu pencetus Komunitas Berani Hijrah Baik atau Muslim Punk.

Zaki meyakini bahwa seiring dengan perjalanan kehidupan, mereka ingin berubah menjadi lebih baik dan melepaskan diri dari kehidupan lama. Serta membangun kehidupan yang baru. Salah satunya adalah dengan menghapus tato yang ada di tubuh mereka.

“Yang menjadi permasalahan kemudian adalah proses penghapusan tato ternyata lebih menyakitkan dibandingkan dengan proses pembuatannya. Selain itu, perbuatan ini juga dilarang di dalam ajaran agama Islam. Adapun kendala lain yang dihadapi adalah biaya penghapusan tato saat ini masih dalam kategori yang relatif mahal,” terang Zaki, yang dikutip Muslim Obsession, di website resmi beranihijrahbaik.com, Rabu (25/7/2018).

“Setelah berdikusi dengan beberapa teman perihal tato ini, selang beberapa waktu saya dihubungi oleh dokter estetika, yang mengatakan bahwa terdapat alat penghapus tato dan bisa dibeli. Untuk itu, kami memutuskan menginisiasi penggalangan dana (patungan), serta meminta dukungan dan doa dari berbagai pihak untuk pembelian alat ini,” sambung Zaki.

Dia bersyukur sudah bisa melayani penghapusan tato ini secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Hanya dengan syarat menghafal salat satu surat yang terdapat di Al-Quran, sebagai tantangan bagi mereka yang benar-benar ingin berhijrah. Bahkan, sudah lebih dari 50.000 orang yang mendaftar.

“Dengan semangat membantu menuju kebaikan, Insya Allah gerakan komunitas ini bisa menjadi wadah, teman, atau alat untuk menuju kebaikan,” harap Zaki.

 

Kata Mereka yang Sudah Berhijrah

Bagi mereka yang berhasil menghapus tato, rasanya seperti terlahir kembali di dunia. Salah satunya hal ini dirasakan langsung oleh Ucup. Dia menghapus tato atas tekad kuatnya untuk berhijrah.

Meski harus menahan pedihnya laser yang mencungkil dagingnya, wajah Ucup tampak tenang dan puas. 

“Kami dilahirkan bersih. Kami tidak ingin mati kotor,” kata Ucup, seperti dilansir ABC News, Rabu (25/7/2018). 

“Di masa lalu saya adalah seorang punk. Saya tinggal di jalanan, dan hanya bergaul dengan teman-teman. Saya memakai narkoba, saya mencoba segalanya. Saya sangat buruk,” curhat Ucup.

Peserta lainnya ialah Ziarah Amsor bin Amsir yang berusia 48 tahun. Dia sempat menangis dan memohon untuk diterima dalam program ini.

“Saya terlahir sebagai anak broken home. Saya tumbuh tanpa cinta. Pelarian saya adalah alkohol. Saya terus minum sampai saya menikah dan punya anak. Sekarang saya sudah tua dan memiliki cucu. Jadi saya ingin berterima kasih kepada Tuhan untuk semua anugerah ini,” kata Amsor.

Dirinya berencana melakukan ibadah umrah pada Desember mendatang. Oleh karena itu, dia berniat menghapus tato di tubuhnya.

“Saya ingin berangkat ke tanah suci dalam keadaan bersih,” ungkapnya seraya terus bersyukur. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here