Mualaf Asal Singapura Ini Ciptakan Alat Uji Covid-19 Tercepat di Dunia

3782
Profesor Jackie Ying.

Jakarta, Muslim Obsession – Seorang muslimah asal Singapura berhasil menciptakan alat atau kit rapid test yang bisa mendeteksi apakah seseorang positif virus corona (Covid-19) hanya dalam 5 menit. Alat ini diklaim akan menjadi yang tercepat jika telah disetujui pihak berwenang.

Muslimah tersebut bernama Profesor Jackie Ying, Kepala Lab NanoBio di Agensi untuk Sains, Teknologi, dan Penelitian (A*Star).

Ying sendiri pernah dinobatkan sebagai salah satu dari “100 Insinyur Era Modern” oleh Institut Insinyur Kimia Amerika pada 2008.

Ying yang masuk Islam pada usia 30-an ini juga merupakan pemenang perdana US $ 500.000 (S $ 676.000) Mustafa Prize Award Top Scientific Achievement Award pada 2015 untuk inovasinya dalam teknologi bionanoteknologi. Hadiah ini diberikan oleh pemerintah Iran kepada para peneliti Muslim terkemuka.

Ying dan timnya bekerja selama enam minggu tanpa lelah untuk membuat alat tersebut. Pekerjaan ini mereka lakukan setelah Direktur Eksekutif A*Star, Frederick Chew, menantang mereka untuk membuat kit rapid test Cavid-19.

(Baca juga: Mengenal Prof. Jackie Ying, Muslimah Pencipta Alat Uji Covid-19 Tercepat di Dunia)

Dilansir dari The Straits Times, tim peneliti ini berharap persetujuan bisa mereka dapatkan dalam waktu satu bulan. Tes ini mencari bahan genetik virus dalam sekresi pasien yang dikumpulkan dari uji swab (tenggorokan).

Sampel ini lalu dimasukkan ke dalam perangkat portabel yang akan mengeluarkan hasil sekitar 5-10 menit. Metode amplifikasi yang sangat cepat ini mereka beri nama “Cepat”.

“Kami telah melakukan beberapa validasi klinis awal di Rumah Sakit Ibu dan Anak KK memakai sampel pasien nyata, dan menemukan tes itu sangat sensitif dan akurat,” kata Ying.

Setelah disetujui, teknologinya bisa digunakan untuk membuat alat semacam itu di rumah sakit atau klinik dokter umum.

Profesor Ying dan timnya ini termasuk para peneliti di seluruh dunia yang berlomba menciptakan alat uji virus corona tercepat dan paling akurat, tanpa menggunakan mesin mahal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menekankan kebutuhan untuk terus melakukan pengujian, agar bisa lebih cepat mendeteksi kasus dan segera diisolasi, sebelum dia menularkan ke lebih banyak orang.

Beberapa negara bisa melakukan tes secara luas, tapi ada juga yang kekurangan alat uji seperti Amerika Serikat (AS) contohnya.

Di Singapura, pengujian dimulai pada Januari 2020 di Pusat nasional untuk Penyakit Menular, tempat Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional berada.

Pada akhir Januari 2020, semua rumah sakit umum di Singapura bisa menguji kasus virus corona.

Hal ini diungkapkan Profesor Dale Fisher, Direktur Kelompok Obat di Sistem Kesehatan Universitas Nasional.

Singapura kemudian menguji siapa saja yang datang ke rumah sakit, yang mengidap penyakit pernapasan, dan siapapun yang telah melakukan kontak dengan pasien Covid-19.

“Kurang dari satu persen tes positif, yang mencerminkan jumlah besar yang dilakukan,” terang Fisher, dilansir Straits Time.

Tes tersebut merupakan tes laboratorium standar yang mencari materi genetik virus dalam sekresi pasien. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here