Hadapi Musim Dingin, Relawan Indonesia Kirim Bantuan ke Muslim Rohingya

1117
Aksi kemanusiaan relawan Indonesia untuk warga etnik Rohingya.

Jakarta, Muslim Obsession – Setelah menunggu sekitar kurang lebih 4 hari, akhirnya bantuan bahan pangan dari rakyat Indonesia berhasil terdistribusikan.

Perjalanan panjang itu termasuk untuk mengurus perizinan dari aparat keamanan setempat, masuk ke kamp-kamp pengungsian etnik Rohingya di Rakhine State, dan terhambatnya pergerakan suplai bantuan logistic.

Konflik etnik yang sudah berlangsung kurang lebih 7 tahun lamanya belum juga kunjung usai yang mengakibatkan etnik Rohingya harus tinggal di kamp-kamp pengungsian yang tak layak huni.

Hampir lebih dari 700 ribu jiwa etnik Rohingya berada di kamp-kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh dan lebih dari 400 ribu jiwa berada di kamp-kamp pengungsian Rakhine State Sittwee Myanmar.

Melihat kondisi yang belum stabil, team bantuan kemanusiaan Indonesia yang bergabung dengan beberapa Team NGO kemanusiaan international, yakni Heroic Heart USA, ANSAAR International Germany, CANSUYU Turkey, MY CARE Malaysia, di bantu lembaga kemanusiaan lokal Myanmar turut andil membantu mendistribusikan bantuan.

Aksi kemanusiaan relawan Indonesia ini di wakili oleh Eko Sulistio yang sudah berlangsung sejak 16 Desember 2019. Bantuan rakyat Indonesia ini dalam rangka program “Musim Dingin”. Banyak bahan makanan pokok yang sudah didistribusikan di antaranya sebagai berikut:

Selimut 1000 pcs, kain hijab 500 pcs, pakaian anak atas bawah 3000 pasang, beras total sebanyak 62.500 Kg, minyak goreng sebanyak 5.000 liter, bawang merah 5.000 Kg, kacang-kacangan 5.000 Kg, gula 5.000 Kg, mie kuning 250.000 pack, mie putih 5.000 pack, garam 5.000 Kg, tepung 10.000 Kg, susu 10.00 Kaleng dan kentang 5.000 Kg.

“Paket bantuan makanan keluarga ini diperuntukan bagi 2500 kepala keluarga di beberapa kamp-kamp pengungsian muslim Rohingya Myanmar,” tuturnya kepada, Rabu (25/12/2019).

Kamp-kamp pengungsian tersebut antara lain Koe Saung Camp Refugee, Moe Lavie Shen kamp Refugee, Nga Pun Ywar Shey Camp Refugee, Darr Pine Camp Refugen dan Char Pauk kamp Refugee.

“Kondisi kamp pengungsian Muslim Rohingya sangat memprihatinkan karena tidak ada toilet atau sanitasi air yang baik,” tuturnya.

Eko mengungkapkan, musim dingin yang datang tahun ini berada di kawasan Rakhine State Myanmar yang menyebabkan suhu udara turun sampai 15°¢ celsius yang biasanya 34°¢ sampai 35°¢ celsius, udara dingin di dalam kamp-kamp pengungsian sangat mengganggu para pengungsi Rohingya.

“Ini karena hanya beratapkan terpal plastik. Sehingga para pengungsi khususnya ibu-ibu dan anak-anak banyak yang menderita penyakit flu dan infeksi saluran pernafasan. Belum lagi water sanitation buruk, sehingga kotoran ada dimana-mana. Hal ini menyebabkan kehidupan di kamp pengungsian tidak sehat,” tandasnya.

Berdasarkan pengamatannya banyak anak-anak menderita gizi buruk akibat kurangnya pasokan makanan bergizi, banyak anak muslim Rohingya yang terlihat busung lapar dan tidak mengenakan pakaian.

“Kaum Muslim Rohingya tidak dapat bekerja karena tidak adanya status kewarganegaraan, karena tidak bekerja otomatis tidak memiliki pendapatan, sehingga kehidupannya hanya mengandalkan bantuan dari negara donor,” jelasnya.

Hal itu diperburuk dengan tidak adanya fasilitas kesehatan dan pendidikan serta keamanan yang lemah sehingga menyulitkan relawan untuk melakukan distribusi bahan makanan.”Satu hari sebelum kita lokasi sudah diberi tahu tentang ancaman bom dan penculikan warga asing, jadi ini sangat mengganggu kita,” jelasnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here