Habib Ja’far: Menjalankan Agama Landasannya Harus dari Hati

1551

Jakarta, Muslim Obsession – Habib Husein Ja’far Al Hadar dikenal sebagai dai milenial yang dekat dekat dengan anak muda. Dakwahnya yang fleksibel dengan menerapkan teknologi sebagai metode dakwahnya membuat Habib Ja’far semakin diterima luas oleh masyarakat, terutama anak-anak muda.

Karenanya, dalam sesi wawancara Gias Journal yang diunggah dalam akun youtube Mens Obsession, pria keturunan Yaman ini menceritakan banyak hal mengenai strategi dakwah yang ia lakukan, khususnya dalam menyasar anak-anak muda. Ia menekankan pentingnya teknologi digital dalam berdakwah ke masyarakat.

Berawal dari suatu kegelisahan bahwa anak muda Indonesia ini daya minat bacanya sangat kurang. Di dunia Indonesia bahkan menempati urutan terendah minat bacanya. Namun disisi lain konsumsi anak muda Indonesia dalam dunia digital sangat tinggi, banyak sekarang orang mendengarkan ceramah agama melalui youtobe.

“Sebenarnya orang Indonesia masih mencari informasi dan gagasan. Hanya saja platfromnya sekarang sudah bergeser. Dari awalnya membaca, sekarang masuk dunia digital dan bergeser ke audio-video, yaitu pusat utamanya di youtobe,” ujar Habib Ja’far, pria yang sudah menerbitkan banyak buku itu.

Dari hasil survei yang ia sebut 50 persen masyarakat Indonesia usia 17-36 tahun kini rata-rata mencari konten agama dari chanel youtobe. Maka mau tidak mau, Habib Ja’far yang juga masih muda ini harus bisa mendekati kaum milenial ini dengan bahasa, pemahaman, dan kebiasaan dari anak-anak muda itu.

“Dakwah itu memang selain baik caranya, harus juga indah. Kebenaran yang disampaikan dengan cara yang baik sebisa mungkin disampaikan dengan indah. Nah, pada instrumen indah itu kreatifitas itu masuk di dalamnya,” tuturnya.

Dalam berdakwah, Habib Ja’far ingin menyampaikan Islam sebagai agama yang menggembirakan, bukan sesuatu yang menakutkan. Karenanya, dalam berdakwah ia selalu mengajak bukan menginjak, membina bukan menghina, membela bukan mencela, membesarkan bukan mengkerdilkan.

Dalam sesi wawancara itu yang dikutip Muslim Obsession, Ahad (31/5/2020) Habib Ja’far mengomentari tentang fenomena orang berhijrah. Menurtnya, hijrah dalam Islam harus didorong dari hati yang kuat dan tulus, bukan karena dorongan nafsu atau ego. Misalnya hijrah dalam berkrudung.

Jika tidak didasari oleh keinginan hati yang tulus, maka berkrudung hanya sebatas tampilan fisik atau luar. Tapi hatinya penuh dengan kemunafikan. “Islam menghendaki yang utama dari hati, karena kata Nabi sesuatu itu digerakan dari hati. Kita berkrudung dari hati kita, bukan karena paksaan, atau karena teman-teman kita,” jelasnya.

Ia menegaskan, berkrudung memang sesuatu kewajiban. Tapi kewajiban harus didasarkan pada ketundukan kepada Allah yang sumbernya dari hati. Karena jika tidak, maka orang yang berkrudung prilakunya tidak mencerminkan sebagai karakter Islam yang rahmatan lil alamin.

“Jangan sampai menjalankan sesuatu dalam agama itu landasanya bukan dari hati. Karena dalam berdakwah itu yang disasar adalah hati seseorang. Bukan ingin merubah tampilan seseorang, tapi hati seseorang,” tandasnya.

Simak selengkapnya wawanca khusus Gias Journal dengan Habib Ja’far di link youtobe bawah ini

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here