Gus Sholah: Saya NU yang Masyumi

1066

“Pak Natsir adalah pemimpin Islam terkemuka pada tahun 1950-an, yang mengusulkan supaya negara Republik Indonesia Serikat (RIS) diubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pak Natsir adalah tokoh pemikir Islam yang menonjol pada masanya, yang pernah berpolemik dengan Bung Karno tentang hubungan negara dan Islam. Tokoh muda Islam yang menonjol, seperti Nurcholish Madjid dan Yusril Ihza Mahendra, pernah disebut sebagai Natsir muda.

Seperti tokoh-tokoh masa lalu, Pak Natsir adalah tokoh yang sederhana, berani dan jujur. Ucapan beliau sejalan dengan tindakan. Buku ini menampilkan Pak Natsir sebagai salah satu teladan bagi generasi milenial dalam hal kepemimpinan yang bersih, santun, punya prinsip, dan berani memperjuangkan prinsip itu.” Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng.

10 Januari 2020 Gus Sholah bersama Taufiq Ismail dan Jenderal TNI (Purn) Agustadi hadir di kantor Dewan Da’wah, Jakarta, membicarakan rencana membuat film tentang kekejaman kaum komunis di Indonesia. (Foto: dok. Lukman Hakiem)

Tidak lama kemudian masuk lagi pesan dari Gus Sholah yang berharap agar endorsement sesuai dengan harapan. Saya jawab bahwa endorsement Gus Sholah jauh melampaui harapan. Jawaban saya direspons oleh Gus Sholah: “Alhamdulillah. Sebelum subuh adalah saat yg tepat untuk menulis. Saya ingin hadir kalau buku itu diluncurkan.”

Menjelang peluncuran buku, saya usulkan kepada penerbit Pustaka Al-Kautsar supaya mengundang Gus Sholah, dan meminta beliau memberi sambutan peluncuran. Secara pribadi, saya kirim undangan melalui pesan WA. Sayang, karena alasan kesehatan, Gus Sholah tidak bisa hadir.

“Terima kasih undangannya. Sayang sekali sedang kurang sehat. Harus banyak istirahat di rumah.”

Saya merasa sudah sangat tepat mengundang Gus Sholah memberi endorsement untuk Biografi Mohammad Natsir, dan Gus Sholah sudah memberi endorsement yang jauh melampaui harapan saya.

Oleh karena endorsement yang sangat mengena, saya dan penerbit sepakat menempatkan penggalan endorsement Gus Sholah di kulit depan.

Itulah tanda terima kasih dan penghormatan kami kepada Gus Sholah.

Selamat jalan Gus. Surga menantimu.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here