Gus Baha Jelaskan Orang Pertama yang Berjasa dalam Islam adalah Perempuan

942
Gus Baha.
Gus Baha.

Jakarta, Muslim Obsession – Bagaimanapun perempuan punya kedudukan dan peran yang tinggi di masyarakat. Harkat dan martabat perempuan tidak bisa disepelekan begitu saja, karena begitu mulianya perempuan, dalam Al-Quran sampai ada Surat An-Nisa, dan Maryam.

Demikian disampaikan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. Dalam acara peringatan hari lahir kelima Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Mubalighah (JP3M), di Pondok Pesantren Darussalam Gabungan Semarang, Jawa Tengah.

Pada kesempatan itu, menjelaskan peran perempuan dalam sejarah Islam. Perempuan yang dimaksud adalah, Siti Khadijah. Ia mengatakan, orang yang pertama berjasa dalam munculnya Islam, adalah sosok orang dekat Nabi Muhammad, yakni Siti Khadijah.

“Sayyidah Khadijah kubro, istri Nabi Muhammad SAW adalah perempuan yang memiliki peran luar biasa dan dicatat sejarah serta tidak akan dilupakan pengetahuannya tentang bukti-bukti kenabian,” terang Gus Baha.

Lebih jauh ia menyampaikan, andaikan sejarah mencatat tentang siapa orang pertama yang beriman, secara mutlak–tidak melihat kelompok dan golongan–pasti yang muncul adalah nama perempuan, yakni Sayyidah Khadijah Kubro.

“Maka para ulama mengatakan, andaikan tarikh (sejarah) menulis awwalu man amana mutlaqan itu yang menang Sayyidah Khadijah, bukan Abu Bakar ash-Shidiq. Ini keunggulan perempuan,” imbuhnya.

Siti Khadijah Tahu Kenabian Muhammad SAW sebelum Menikah

Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Khadijah banyak membaca referensi yang didokumentasikan oleh pamannya sendiri Waraqah bin Naufal. “Semua alamat kenabian ada di sana,” terang kiai asal Rembang, Jawa Tengah ini.

Gus Baha kemudian menceritakan kisah Sayyidah Khadijah yang mengetahui kriteria calon nabi, di antaranya diperlakukan khusus oleh alam. Saat itu Khadijah memerintahkan pembantu (laki-laki) yang bernama Maisarah untuk mengawal perjalanan Nabi ke Negeri Syam dan kriteria kenabian ternyata ada pada diri Nabi Muhammad SAW.

Singkat cerita Sayyidah Khadijah yakin, kemudian melamar Nabi. “Sayyidah Khadijah lama belajar kepada Waraqah bin Naufal, jadi pengetahuan Khadijah melampaui batas umurnya. Khadijah menikahi Nabi Muhammad SAW berdasarkan referensi dan ketika yakin Nabi Muhammad SAW adalah seorang Nabi, Khadijah punya cara keyakinan sendiri,” ungkap Gus Baha.

Bukti Akurat Seorang Nabi

Nabi Muhammad SAW menikah dalam usia 25 tahun dan Sayyidah Khadijah 40 tahun. Setelah lima belas tahun menikah, alamat kenabian tidak muncul lagi.

Singkat cerita, saat usia Nabi Muhammad SAW 40 tahun baru mendapat wahyu dan Sayyidah Khadijah adalah orang pertama yang diceritakan peristiwa itu. Ketika sudah menjadi Nabi, Khadijah berkata,

“Ya zauji, kalau teman kamu Jibril datang, bilang ke saya,” dan saat malaikat jibril datang, Sayyidah Khadijah membuka pakaiannya dan bertanya, “Sekarang, apakah engkau masih melihatnya?” Nabi menjawab, “Tidak, … dia pergi.”

Khadijah pun berkeyakinan, sesuai dokumen yang ia Khadijah baca, bahwa yang datang benar malaikat karena salah satu cirinya adalah lari ketika melihat aurat perempuan. Padahal, lanjut Gus Baha, Khadijah dan Nabi Muhammad SAW tidak tahu posisinya sedang dites malaikat saat itu.

Itu bukti akurat kalau seorang Nabi Al-Ummi, definisi-definisi kenabian semua orang tahu tetapi Nabi Muhammad tidak tahu. Gus Baha menjelaskan, dari sekian kriteria kenabian yang ditulis di buku, kriteria tersebut hanya dimiliki perempuan saja dan peneliti laki-laki tidak punya dokumen itu.

Dokumentasi Hukum Fiqih, Berkah Istri Nabi Muhammad SAW

Dokumentasi semua hukum fiqiyah terutama yang masail perempuan adalah berkah dari istri-istri Nabi Muhammad SAW. Jadi dahulu hukum tidak diketahui jika tidak karena berkah perempuan.

Gus Baha kemudian menceritakan kisah sahabat Nabi yang bertanya kepada istri- istri Nabi tentang hukum mencium istri ketika bulan Ramadhan. Diceritakan bahwa saat itu Sayyidah Aisyah berkata Nabi tetap mencium saya dan tetap puasa, akhirnya dari kisah tersebut menjadi hukum fiqih.

Nabi Muhammad SAW ketika memiliki banyak masalah sering gelisah dan keluar-masuk rumah, namun ketika adzan mulai terdengar Nabi senang. “Ini istrinya tahu kalau hiburan Nabi bukan istri-istrinya tetapi dengan shalat. Itulah kesaksian perempuan dan cerita unik ini harus di kaji,” ungkapnya.

Cerita lain datang dari Zainab istri Nabi Muhammad SAW setelah Nabi wafat ia rutin dzikir di masjid karena kenangannya kepada Nabi. Dia kerja sebagai penenun, uangnya disumbangkan.

“Ketika ditanya mengapa sering sedekah, jawabanya: Rasulullah SAW pernah berkata siapa yang ingin cepat menyusul saya, ialah orang yang banyak sedekah,” terang Gus Baha. “Saya pun begini karena barokahnya ibu sebagai madrasah pertama,” pungkas Gus Baha. (Al)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here