Guru Sekumpul: Ulama Kharismatik dari Tanah Kalimantan

3714

Saat Guru Sekumpul merantau ke Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi gurunya adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut.

Adapun sebagian karomah Abah Guru Sekumpul diambil dari Manakib Risalah Riwayat KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghoni Albanjari yang disusun Guru H Muhammad Hudhari. Guru Hudhari menceritakan bahwa Abah Guru Sekumpul sewaktu kecil pernah bermimpi bertemu Sayidina Hasan dan Sayidina Husin, cucunya Rasulullah SAW yang keduanya membawakan pakaian jubah dan memasangkan kepadanya lengkap dengan surban.

Kemudian keduanya memberikan nama Zainal Abidin. Setelah bangun, beliau menceritakan mimpi itu kepada ayahnya. Kemudian ayahnya menganti nama beliau yang dulunya Qusyairi menjadi Muhammad Zaini.

Kisah lain, suatu hari Abah Guru Sekumpul berburu burung. Ketika sampai di Padang Karang ia mendengar suara dzikir “Laa ilaha illallah”. Spontan ia pun berjalan naik ke Kampung Karang Tengah mencari asal suara itu. Ternyata dzikir itu berasal dari makom tuan Guru Haji Abdullah Khotib. Beliau langsung berjiarah dan setiap tengah malam bulan terang Guru Sekumpul melakukan ziarah ke makam itu.

Guru Sekumpul pernah berpesan tentang karomah. Beliau mengatakan, jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Sebab, karomah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karomah tapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karomah.

Sejak kecil Guru Sekumpul dididik orangtuanya Haji Abdul Ghani dan Hajjah Masliah binti Haji Mulya dan neneknya bernama Salbiyah. Dari merekalah. Guru Sekumpul mendapatkan ilmu akhlak, kedisiplinan dan pendidikan tauhid serta belajar membaca Al-Qur’an.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here