Gunakan Etika Saat Berbeda Pendapat

990

Ustadz Syamsuri Halim - OKOleh: Ustadz Syamsuri Halim (Pimpinan Majelis Dzikir Ibnu Halim)

Jelang Pilpres 2019, masyarakat di Tanah Air khususnya umat Islam tampak semakin kentara perbedaannya. Parahnya, dukung mendukung menjurus pada rusaknya tatanan persaudaraan.

Saling hujat menjadi pemandangan biasa saat ini, terutama di platform media sosial dan media chat. Perbedaan pilihan dan pendapat disikapi kekanak-kanakan, tak lagi menggunakan etika.

Salah satu yang menggelitik dan ingin saya komentari adalah statement dalam sebuah meme yang viral di media sosial. Bunyi statement itu adalah: “Seandainya membuka aib dan kezholiman penguasa yg merugikan agama bangsa dan negara adalah ghibah niscaya Allah tidak akan menceritakan firaun dan namrudz dalam alquran”.

Meme menjadi media yang mudah menyetir opini orang. Jika benar, tentu akan berdampak maslahah bagi orang banyak. Tapi bagaimana jika salah?

Statement di atas, menurut saya sangat keliru. Paling tidak saya ingin memberikan pemahaman bahwa seyogianya orang yang membuat meme atau statement itu harus ingat tiga hal:

  1. Jika yang berkata itu Allah subhanahu wa ta’ala, maka kedudukannya adalah sebagai IBROH DAN PELAJARAN UNTUK KITA karena sudah berlangsung. Tapi jika yang berkata itu manusia, maka kita tidak mungkin menggantikan kedudukan Allah dalam penilaian. Lagi pula ini sedang berlangsung.
  2. Kita tidak berhak untuk menilai manusia karena kita tidak punya acuan standar penilaian.
  3. Yang dinilai itu juga seorang muslim karena beda prinsip saja hingga kita menilai dengan kaca mata yang berbeda.

Pernyataan di atas merupakan rangkaian ketidaksetujuan dan juga ketidaksamaan pandangan dalam menyikapi PENISTAAN AGAMA YANG BERLANJUT SAMPAI SAAT INI, hingga bila muncul satu sisi dari ketidaksamaan itu langsung disamakan dengan karakter umat terdahulu yang diadzab Allah Swt. Mereka Lupa bahwa umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah sama dengan umat-umat terdahulu, sesuai sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang rahmatan lil ‘alamin, begitu juga dengan umatnya yang rahmatan lil ‘alamin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here