Gara-Gara Hijab, Atlet Muslimah ini Didiskualifikasi dari Perlombaan Lari

1024
Noor Alexandra Abukaram (Foto: The Washington Post)

Ohio, Muslim Obsession – Suasana setelah lomba lari sangat menggembirakan bagi para atlet muda di Ohio. Termasuk Noor Alexandra Abukaram yang baru saja mencatatkan waktu terbaiknya, yakni 22 menit 22 detik.

Gadis berhijab berusia 16 tahun tersebut langsung memeluk rekan-rekan setim sekolah menengahnya, ketika mereka berhasil menyelesaikan perlombaan lari lintas negara itu dengan sempurna.

Semua siswa peserta lomba beramai-ramai melihat catatan waktu mereka masing-masing. Namun, alangkah terkejutnya Noor saat dirinya tahu bahwa nama dan catatan waktunya tidak tercantum.

Setelah mencari informasi, rupanya seorang pejabat di Asosiasi Atletik Sekolah Tinggi Ohio mendekati pelatih mereka tepat sebelum perlombaan, ia mengatakan bahwa Noor didiskualifikasi karena mengenakan hijab.

“Saya didiskualifikasi dari sesuatu yang saya sukai (lomba lari) juga karena sesuatu yang saya sukai (memakai hijab),” kata Noor, siswi SMA Sylvanus Northview kepada The Washington Post, Jumat (25/10/2019).

Noor merasa kecewa harus didiskualifikasi hanya karena hijab yang ia kenakan, sesuatu yang ia sudah anggap menjadi bagian dari dirinya.

Kisah Noor yang dibagikan di sebuah postingan Facebook tersebut telah menyoroti kode pakaian atletik yang menurut para kritikus mendiskriminasi umat Muslim.

Noor mengaku kewalahan menerima pesan-pesan dukungan dan pengalaman serupa dari khalayak kepada dirinya. Bahkan masalah ini telah menarik perhatian calon presiden Senator Elizabeth Warren (D-Mass), yang berkata lewat sebuah tweet kepada Noor.

“Saya mendukung Anda,” tulisnya.

“Setiap anak harus dapat merasa aman dan disambut di sekolah – dan siswa Muslim tidak boleh ditolak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah,” imbuh Warren.

Noor juga mengaku bahwa selama ini hijabnya tidak pernah menimbulkan masalah saat ia mengikuti berbagai perlombaan sebelumnya.

Dia dan hijabnya, kata Noor selalu berjalan beriringan alias tidak pernah lepas. Noor berlomba dengan baju lengan panjang, legging, dan hijab olahraga Nike yang dikenakan oleh para profesional dan atlet Olimpiade.

Namun, gagasan bahwa pilihannya sebagai seorang Muslim dapat mengganggu kegiatan atletiknya bukanlah hal baru.

Noor juga pernah menyaksikan kakak perempuannya pulang menangis dari pertandingan sepak bola, setelah diberitahu bahwa kakaknya harus menanggalkan hijab jika ingin bermain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here