Fadhilah Nishfu Sya’ban

Pembahasan tentang Nishfu Sya’ban bagian 1.

992

Dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388:

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا ابْنُ أَبِيْ سَبْرَةَ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُوْل اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ( إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا . فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا . فَيَقُوْلُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مِنْ مُسْتَرْزِقٍ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ)

“…….dari Ali bin Abu Thalib, beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila telah datang malam Nishfu Sya’ban, maka ber-qiyamullail lah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, sesungguhnya (rahmat) Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru “Adakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rezeki, maka Aku akan melimpahkan rezeki kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkan”. Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”.

Assindi berkata dalam Hasyiyah Ibn Majah juz 3 halaman 178:

وَفِي الزَّوَائِد إِسْنَادُهُ ضَعِيْفٌ لِضَعْفِ ابْن أَبِيْ بُسْرَة وَاسْمه أَبُوْ بَكْر بْن عَبْد اللهِ بْن مُحَمَّدٍ أَبِيْ بُسْرَة قَالَ فِيْهِ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَابْنُ مَعِيْنٍ يَضَعُ الْحَدِيْثَ

“Di dalam Kitab Azzawa`id, bahwa isnad hadits diatas adalah dhaif, karena lemahnya ibn Abi Sabrah, dia bernama Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad Abi Sabrah. Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibn Ma’in berkata bahwa dia memalsukan hadits.”

Dalam Kitab Al-Umm juz 1 halaman 231:

قَالَ الشَّافِعِيُّ – وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْ خَمْسِ لَيَالٍ فِيْ لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

“Imam Syafi’i berkata: Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam, yaitu: Malam Jumat, Malam Al-Adha, Malam Al-Fithri, Malam awal Rajab, Malam Nishfu Sya’ban.”

Dalam Kitab Nuzhatul Majalis, lishshofuuri, juz 1 halaman 165:

قَالَ عَطَاءُ بْنُ يَسَارٍ مَا بَعْدَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَفْضَلُ مِنْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَهِىَ مِنَ اللَّيَالِى الَّتِيْ يُسْتَجَابُ فِيْهَا الدُّعَاءُ

“Atha` bin Yasaar berkata: Tidak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar dibandingkan dengan malam Nishfu Sya’ban. Ia merupakan salah satu malam yang mustajab berdoa di dalamnya.”

Dalam Kitab Al-Ghun-yah, Lisysyaikh Abdul Qadir Al-Jilani, juz 1 halaman 250:

وَعَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ يُعْرَضُ عَمَلُ السَّنَةِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَخْرُجُ الرَّجُلُ مُسَافِرًا وَقَدْ نُسِخَ مِنَ الْأَحْيَاءِ إِلَى الْأَمْوَاتِ وَيَتَزَوَّجُ وَقَدْ نُسِخَ مِنَ الْأَحْيَاءِ إِلَى الْأَمْوَاتِ

“Dari Atha` bin Yasaar, (beliau berkata) : Amal perbuatan dalam satu tahun disodorkan pada malam Nishfu Sya’ban. Bisa saja terjadi seorang laki-laki bepergian padahal dia telah disalin dari daftar orang hidup ke daftar orang mati. Bisa juga terjadi dia kawin padahal dia telah disalin dari daftar orang hidup ke daftar orang mati.”

Dalam Kitab Tafsir Addurrul Mantsur, Lissuyuthi, juz 7 halaman 402:

وَأَخْرَجَ ابْنُ أَبِي الدُّنْيَا عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ : إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ دُفِعَ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ صَحِيْفَةٌ فَيُقَالُ اِقْبِضْ مَنْ فِيْ هَذِهِ الصَحِيْفَةِ فَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَفْرِشُ الْفِرَاشَ وَيَنْكِحُ الْأَزْوَاجَ وَيَبْنِي الْبُنْيَانَ وَإِنَّ اسْمُهُ قَدْ نُسِخَ فِي الْمَوْتَى

“Ibn Abiddunya mengeluarkan riwayat dari Atha` bin Yasaar, beliau berkata: Ketika malam Nishfu Sya’ban, diserahkanlah buku catatan kepada malakul maut. Dikatakan kepadanya: Cabutlah nyawa orang-orang yang ada dalam buku catatan ini. Maka ada seorang hamba membentangkan kasur, dia kawin dengan isteri-isterinya, dia membangun bangunan padahal namanya sudah disalin masuk ke daftar orang-orang yang mati.”

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here