Erdogan Ingin Kembalikan Fungsi Museum Hagia Jadi Masjid

1228
Museum Hagia (Foto: Istanbul Tourist Pass)

Turki, Muslim Obsession – Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan terus mempertimbangkan untuk menjadikan Museum Hagia berubah fungsi kembali menjadi Masjid.

Diketahui pada masa pembangunannya pada tahun 537M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriak Ekumenis Konstatinopel. Kemudian terus berubah fungsi hingga pada 1453 berubah menjadi Masjid Aya Sofya, lalu pada 1935 M berubah kembali menjadi museum.

Erdogan menegaskan ingin mengembalikan fungsi museum tersebut untuk kembali menjadi masjid yang pernah ada pada tahun 1453 tersebut. Ketika berbicara dalam sebuah wawancara di televisi, saat pertanyaan yang dilayangkan kepada dirinya ‘apakah landmark kota itu bakal diubah atau tidak’, Erdogan menjawab bahwa pengubahan itu bukan tidak mungkin.

“Ini bukan tidak mungkin. Kami bahkan mungkin mengubah namanya menjadi Masjid Ayasofya,” kata Erdogan, seperti dilansir Daily Sabah, Senin (25/3/2019).

Ia mengungkapkan mengenai seruan untuk mengubah penggunaan bangunan bersejarah itu seperti yang telah berjalan selama setengah milenium.

“Seperti yang Anda tahu, masjid diubah menjadi museum pada 1935, sebagai refleksi dari mentalitas (Partai Rakyat Republik) CHP. Kita mungkin juga mengambil langkah dan mengubah itu kembali,” katanya, merujuk pada kebijakan sekuler keras dari CHP 1930-an, yang merupakan oposisi utama saat ini.

Sebagai informasi, Hagia Sophia dibangun pada abad keenam selama Kekaisaran Bizantium Kristen dan berfungsi sebagai kursi Gereja Ortodoks Yunani. Bangunan diubah menjadi masjid ketika penaklukan Istanbul oleh Kesultan Utsmaniyah (Ottoman) pada 1453.

Struktur diubah menjadi museum selama pemerintahan partai tunggal sekuler pada 1935, tetapi ada diskusi tentang mengubahnya kembali menjadi masjid, dengan tuntutan publik untuk mengembalikannya sebagai tempat beribadah mendapatkan traksi di media sosial.

Pada 2015, seorang ulama membacakan Al-Quran di dalam bangunan monumental itu, situs Warisan Dunia UNESCO, untuk pertama kalinya dalam 85 tahun.

Tahun berikutnya, otoritas agama Turki mulai menjadi tuan rumah dan menyiarkan bacaan keagamaan selama bulan suci Ramadhan dan adzan dikumandangan di dalamnya pada peringatan turunnya wahyu pertama Al-Quran kepada Nabi Muhammad.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here