Empat Perkara yang Dipertanggung Jawabkan

569

Oleh: Ustadz H. Abdul Ghoni Djumhari (Wakil Lembaga Dakwah Parmusi Pusat)

رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan At Tirmizi, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tidak akan bergeser kedua telapak kedua kaki seorang hamba di Hari Kiamat sehingga ditanya dengan empat perkara, yaitu: tentang umurnya habis digunakan untuk apa, jasadnya rusak digunakan untuk apa, ilmunya bagaimana mengamalkannya, hartanya dari mana mencari dan ke mana membelanjakannya”.

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Kelak di Hari Hisab seseorang tidak bergerak dari tempat tinggalnya sampai ditanyakan empat perkara.

2- Tentang umurnya, sejak baligh digunakan untuk apa sampai mati. Bila digunakan untuk melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Allah dan menjauhi apa yang diharamkan-Nya, maka sungguh ia telah selamat, bila tidak maka hancurlah.

3- Tentang jasad/badan. Bila digunakan untuk taat kepada Allah sungguh ia telah mendapatkan kebahagian dan kesuksesan bersama orang-orang yang sukses, tetapi bila digunakan untuk maksiat kepada Allah maka sungguh termasuk orang yang rugi dan gagal.

4- Tentang ilmunya. Apa yang diamalkan atau ditanya, apakah kamu perbuat belajar ilmu agama yang Allah telah wajibkan atasmu?

Ilmu agama ada dua, yakni ilmu agama yang sangat dibutuhkan (dhoruri). Bila dipelajari dan diamalkan maka akan bahagia dan selamat, namun jika diremehkan dan tidak diamalkan setelah dipelajarinya maka akan rugi, celaka dan hancur. Demikian juga orang yang tidak mempelajarinya termasuk dari orang yang rugi dan hancur.

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ

“Celakalah bagi siapa tidak mengerti, dan celakalah bagi yang mengerti kemudian tidak mengamalkannya.”

5- Sedang tentang hartanya, seseorang ditanya di Hari Hisab apa yang ada di tangannya dulu di dunia, bila mencari dengan jalan tidak haram maka tidak dihukum dengan syarat harta itu dibelanjakan sesuai dengan apa yang disyariatkan.

6- Manusia dalam urusan harta ada tiga, dua celaka dan satu selamat. Mereka yang celaka adalah seseorang yang mengumpulkan harta haram. Lalu mereka yang mengumpulkan harta dengan cara halal kemudian dibelanjakan pada yang haram. Serta mereka yang memiliki harta untuk dibelanjakan di tempat yang halal tapi untuk riya’.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Hitung-hitunglah diri kita sebelum kita dimintai pertanggung-jawaban, dan perhatikanlah apa yang ditabung buat diri kita berupa amal-amal shalih untuk bekal hari kita dikembalikan, yaitu hari di mana kita dihadapkan kepada Robul ‘Alamin.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan larangan-Nya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (Hari Akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi Pengetahuan-Nya akan segala yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Hasyr: 18).

2- Bahwa masalah duniawi itu adalah masalah yang rendah, pasti lenyap, sedikit, dan pasti rusak. Maka perlu diwaspadai supaya selamat dan beruntung.

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan,” (QS. Ali Imran: 185).

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here