Eksklusif: Nisan di Azerbaijan Tunjukkan Islam Indonesia Berasal dari Kaukasus

2052
Dubes Indonesia untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie bersama peneliti dan dosen UI Bastian Zulyeno di tengah ratusan nisan di areal pemakaman Maraza, Qobustan, Azerbaijan.

Qobustan, Muslim Obsession – Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA yang didampingi dosen dan peneliti dari FIB UI yang juga pakar Studi Persia Bastian Zulyeno, Ph.D berhasil menemukan sejumlah nisan kuno di daerah Sundu dan Maraza Azerbaijan.

Nisan-nisan yang ditemukan tersebut diperkirakan berasal dari abad 11-12 M di dua lokasi di Region Azerbaijan Tengah.

Bastian yang datang ke Azerbaijan untuk melakukan pre-riset mengatakan bahwa ada kemiripan nisan yang ada di Azerbaijan dengan nisan yang ada di Barus dan Aceh.

“Ini ada kemiripan antara nisan-nisan di Barus dan Aceh dengan nisan yang kami temukan di Azerbeijan,” ungkap Bastian ketika berada di lokasi penemuan nisan di Azerbaijan Tengah, (5/6/2018).

Puluhan batu nisan berusia ratusan tahun di kawasan Sundu, Qobustan, Azerbaijan.

Dugaan ini dikuatkan jika melihat adanya material culture, nisan-nisan tersebut memiliki inskripsi dan simbol-simbol sufi seperti sepatu dan lentera, syair-syair Persia pada nisan yang umumnya terdapat pada pemakaman tokoh sufi atau raja-raja. Begitu juga jika dilihat dari lokasi pemakaman yang ada di atas bukit.

Seperti dipahami bahwa umat Islam merupakan mayoritas di Indonesia bahkan di dunia. Kendati demikian, menurut Bastian, sejarah masuk dan berkembangnya Islam untuk pertama kali di Indonesia masih menjadi perdebatan.

“Sampai kini, belum ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai awal kedatangan Islam serta asal pembawa ajaran tersebut,” tegas Bastian.

Ditemukan juga nisan dengan simbol-simbol sufi berupa gambar topi dan sepatu.

Sementara ini, imbuhnya, teori-teori yang ada tentang masuknya Islam ke Nusantara atau kepulauan Indonesia dapat dibagi menjadi dua kategori.

Kategori pertama menyebutkan bahwa penyebaran agama Islam ke Indonesia telah terjadi pada abad ke-7 M. Artinya hampir bersamaan dengan meluasnya kekuasaan Daulah Islamiyyah di bawah kekuasaan Bani Umayyah (661-750) ke luar wilayah Jazirah Arab yang sekarang disebut sebagai “Timur-Tengah”.

Pendukung teori pertama ini antara lain W.P. Groeneveldt, T.W. Arnold, Syed Naquib Al-Attas, J.C. van Leur, Hamka, dan Uka Tjandrasasmita.

Sedangkan kategori teori kedua mengatakan bahwa penyebaran Islam ke wilayah kepulauan Indonesia baru terjadi pada abad ke-13 M.

Pendukung dari kategori teori kedua ini antara lain C. Snouck Hourgronje, R.A. Kern, J.P. Moquette, dan Haji Agus Salim. Artinya Islam menyebar ke Nusantara pada masa Bani Abasiyyah (750-1258 M) menjadi penguasa di Timur Tengah.

Sementara itu, Dubes RI Husnan mengatakan bahwa jika merunut pada ke dua teori terebut, Islam pada masa periode perkenalan dan penyebaran datang dari wilayah Kaukasus, khususnya Azerbaijan yang saat itu masuk dalam wilayah Persia raya.

“Hal ini menguatkan tentang gelombang kedatangan Islam di Indonesia, selain dari Jazirah Arab juga dari wilayah Kaukasus, Azerbaijan yang dibawa oleh para kaum sufi Asia Tengah yang memang tempat berkembang pesatnya gerakan tarekat,” kata Husnan.

Husnan dan Bastian berharap penemuan awal ini dapat membuka riset lebih lanjut untuk menyibak sejarah awal mulanya Islam datang ke Indonesia yang sampai hari ini masih bias informasinya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here