Dubes Inggris Sebut Indonesia Lebih Berhasil Jaga Toleransi

868

Sebelumnya, Direktur ICRS Dicky Sofjan mengatakan bahwa acara ini menjadi bagian kerjasama antara ICRS dengan Balai Diklat Keagamaan. ICRS merupakan konsorsium aktivis kajian keagamaan dari UGM, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Sinergi ini sudah berlangsung lima tahun, baik dalam penelitian maupun semiloka.

“Khusus program religious literacy (penguatan wacana keagamaan), kami bekerjasama juga dengan Dubes Inggris. Saat ini sudah memasuki fase kedua. Kami sudah melakukan ToT, melakukan lokakarya di 6 kota, melibatkan 600 peserta, terdiri dari  dosen agama,  ormas keagamaan dan juga organisasi kepemudaan,” katanya.

“Kami latih mereka untuk berfikir tentang beragama. Belajar tentang beragama, bukan belajar agama,” sambungnya.

ICRS, lanjut Dicky, juga sudah menyerahkan modul empat materi kepada Balai Diklat Keagamaan. Keempat modul itu bertemakan: Agama dan Kita, Agama dan Masyarakat,  Agama dan Negara, serta Agama dan Mayangkara atau Internet. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here