Dua Kali Diteliti, Golongan Darah O Miliki Risiko Rendah Terkena Covid-19

570

Muslim Obsession – Dua penelitian medis menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O berisiko lebih rendah tertular COVID-19.

Sebuah studi Denmark, yang dilakukan oleh 11 peneliti berdasarkan informasi dari 473.654 orang yang dites COVID-19, menemukan bahwa mereka yang bergolongan darah O dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi virus corona.

“Kami menunjukkan bahwa golongan darah O secara signifikan terkait dengan penurunan kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2,” kata penelitian yang diterbitkan Rabu di Blood Advances, jurnal medis peer-review American Society of Hematology, dialnsir Daily Sabah, Jumat (16/10/2020).

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa individu dengan golongan darah A, B, dan AB juga berisiko lebih tinggi mengalami trombosis – pembekuan darah di dalam pembuluh darah – dan penyakit kardiovaskular, yang merupakan kondisi signifikan yang terjadi bersamaan di antara pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Hasil serupa ditemukan oleh studi medis Kanada yang dilakukan oleh 14 peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan dari pasien unit perawatan intensif di enam rumah sakit metropolitan Vancouver.

“Pasien COVID-19 dengan golongan darah A atau AB tampaknya menunjukkan tingkat keparahan penyakit yang lebih besar daripada pasien dengan golongan darah O atau B,” ungkap penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal yang sama, menambahkan bahwa individu dengan golongan darah O dilaporkan menjadi kurang rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2.

Studi tersebut juga mencatat bahwa pasien COVID-19 bergolongan darah A atau AB memiliki risiko lebih tinggi untuk memerlukan ventilasi mekanis dan durasi yang lebih lama dalam perawatan intensif, dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah O atau B.

Sementara 84% pasien dengan golongan darah A atau AB membutuhkan ventilasi mekanis pada infeksi SARS-CoV-2, tingkat itu adalah 61% untuk pasien dengan golongan darah O atau B, menurut penelitian.

Rata-rata lama tinggal di unit perawatan intensif adalah 13,5 hari untuk pasien dengan golongan darah A atau AB, sementara itu hanya sembilan hari untuk pasien dengan golongan darah O atau B, studi tersebut menemukan.

Sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh perusahaan pengujian genetik DNA, 23andMe, terhadap lebih dari 750.000 peserta, menunjukkan hasil yang sama.

Menurut penelitian, mereka yang memiliki golongan darah O, yang termasuk pekerja perawatan kesehatan garis depan berisiko tinggi, sekitar 13% hingga 26% lebih kecil kemungkinannya untuk tertular virus setelah terpapar – lebih sedikit daripada golongan darah lainnya.

Kelompok yang sama juga 9% hingga 18% lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif COVID-19 jika mereka terinfeksi.

Jumlah kasus COVID-19 di dunia mencapai sekitar 38,5 juta dan kematian mendekati 1,1 juta pada hari Kamis, menurut data Universitas Johns Hopkins.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here