Didapuk Gantikan Eni Saragih, Ridwan Hisjam Siap Emban Amanah

1937
Ridwan Hisjam

Jakarta, Muslim Obsession – Ada yang baru di gedung parlemen. Ridwan Hisjam resmi didapuk Partai Golkar menjadi Wakil Ketua Komisi VII DPR RI menggantikan Eni Maulani Saragih, Jumat (20/7/2018).

Penggantian ini dilakukan setelah Eni terjerat kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penujukkan Ridwan sebagai pengganti Eni diyakini tepat jika melihat rekam jejaknya yang bersih dari kasus tersebut.

“Partai Golkar dalam satu dua hari sudah menunjuk wakil ketua Komisi VII untuk menggantikan posisi yang sedang bermasalah,” kata Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/7/2018).

KPK sebelumnya menetapkan Eni dan Johannes sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek pembangkit listrik 35.000 Megawatt. Eni diduga menerima suap Rp4,8 miliar untuk memuluskan perusahaan Blackgold Natural Resources Limited, milik Johannes menggarap proyek pembangunan PLTU Riau-1.

Eni selaku penerima suap dijerat Pasal 12 huruf atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Juncto Pasal 55 Ayat (1) KUHP Juncto 64 Ayat (1) KUHP.

Johannes selaku penyuap dijerat Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHP.‎

“Hal-hal terkait masalah hukum (korupsi) seperti ini dilarang, dan apabila dilarang, konsekuensinya jelas,” ujarnya.

Sebelumnya, Ridwan Hisjam merupakan anggota Komisi X DPR yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda, olahraga, dan perpustakaan. Saat ini, Ridwan menjabat Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI.

 

Siap Emban Amanah

Kaya pengalaman sebagai legislator, di antaranya menjadi anggota MPR/DPR RI dan DPRD Jatim, Ridwan Hisjam diyakini memahami aturan main di parlemen. Selama ini Ridwan dinilai sebagai pribadi yang bersih. Ia juga dekat dengan kalangan umat Islam, terutama dengan Ormas Islam Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), dimana ia menjadi salah seorang pengurusnya.

Atas pengangkatan dirinya, Ridwan menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto untuk menggantikan Eni Saragih sebagai Pimpinan Komisi VII.

“Pertama tentu saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan ini. Semoga kepercayaan yang diberikan bisa membawa keberkahan,” ujar Ridwan saat dihubungi, Jumat (20/7/2018).

Ridwan mengakui isu korupsi di DPR masih cukup tinggi pemberitaanya. Menyusul ditetapkannya Eni Saragih sebagai tersangka. Sebagai wakil rakyat tentu ia merasa prihatin. Karenanya dengan jabatan baru, Ridwan berusaha bekerja yang terbaik untuk menjaga citra DPR sebagai lembaga terhormat.

“Tentu kita semua prihatin karena institusi ini masih belum dilepas dari isu-isu korupsi. Jadi ini menjadi tangguh jawab bersama sebagai anggota dewan untuk menjaga citra DPR,” jelasnya.

Caranya kata dia, dengan menjalankan tugas kedewanan sesuai dengan aturan dan tata cara yang berlaku. Misalnya dari sisi pengawasan, DPR harus bisa memberikan pandangan atau masukkan yang positif untuk pemerintah. Lalu memastikan kinerja di bidang legislasi bisa tercapai dengan baik.

“Harus dikembalikan pada tugas awal, bahwa fungsi DPR dalam bidang pengawasan, legislasi dan anggaran harus dijalankan sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku. Misalnya produk UU yang kita hasilkan tidak boleh mensengsarakan masyarakat,” jelasnya.

Anggota dari Daerah Pemilihan Malang Raya ini optimis bisa menjalankan tugas ini dengan amanah. Sebelum duduk di Komisi VII, Ridwan juga sudah pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi X. Artinya Ridwan sudah punya pengalaman untuk mengemban tugas ini.

Tidak hanya itu, sejak dipindah ke Komisi VII Ridwan seperti kembali ke habitatnya. Sebab, mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini sebelumnya pada 1999-2004 pernah duduk di Komisi VIII yang dulu membidangi energi, riset dan teknologi sama seperti Komisi VII sekarang. Ia juga merupakan politisi senior Partai Golkar yang kini menjabat Wakil Ketua Fraksi. (Vina/Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here