Dianggap Polusi Suara, Rwanda Afrika Larang Adzan Lewat Speaker

1194
Masjid Pusat di Kigali (Photo: KT Press)

Nyarugenge, Muslim Obsession – Mulai saat ini, umat Islam di ibu kota Kigali, Nyarugenge, Rwanda Afrika Tengah, tidak akan lagi mendengarkan seruan Adzan melalui pengeras suara atau speaker.

Kigali Today, Kamis (15/3/2018), melansir pemberitahuan baru di wilayah Nyarugenge. Meminta semua masjid di bawah yurisdiksinya untuk berhenti menggunakan megafon, sebagai tindakan pengamanan dan pencegahan polusi suara.

“Selama pemeriksaan gereja dan masjid di sektor Nyarugenge pada tanggal 19 Februari 2018, kami memperhatikan bahwa masjid menggunakan megafon terpasang di bangunan mereka dan ini menyebabkan polusi suara,” tulis Charles Havuguziga, Sekretaris Eksekutif sektor Nyarugenge.

Nyarugenge merupakan wilayah sentral bagi masjid terbesar di kota Kigali. Havuguziga meminta muslim untuk berhenti menggunakan speaker.

“Muslim harus menemukan alat komunikasi alternatif yang tidak menyebabkan polusi suara saat Anda memanggil jamaah untuk shalat,” ujarnya.

Surat perintah Havuguziga tersebut menarik perhatian media. Ia mengatakan bahwa instruksi tersebut tidak hanya untuk wilayah Nyarugenge.

“Pemimpin di sejumlah tempat juga telah mengkomunikasikan hal serupa,” tegasnya.

Mufti Rwanda, Sheikh Salim Hitimana mengatakan, umat muslim merasa terkejut dengan keputusan tersebut.

“Kami akan memenuhi kewenangan yang mengeluarkan arahan tersebut dan membahas keputusan ini,” tandasnya.

Beberapa minggu terakhir, Rwanda melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap gereja dan masjid. Seperti kepatuhan terhadap kebersihan, rencana induk konstruksi, polusi suara dan beberapa kriteria lainnya.

Lebih dari 1000 gereja sejauh ini telah ditutup. Dalam banyak kasus, mereka dipaksa untuk menyelesaikan semua persyaratan sebelum diizinkan untuk dibuka kembali. Di pedesaan, ratusan gereja juga ditutup pemerintah setempat. (Vina)

 

 

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here