Lombok, Muslim Obsession – Dewi Handayani, perekam video sejumlah oknum yang diduga melakukan pemurtadan di kamp pengungsian Lombok Utara, perlu mendapatkan pendampingan dalam menghadapi kasus tersebut.
Menurut Maharani Hasan, relawan gempa Lombok dari Komunitas SIJUM, Dewi perlu didukung oleh semua pihak. Oleh karenanya ia menyambut baik rencana pertemuan ormas-ormas Islam di Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Besok insya Allah akan ada diskusi antar ormas Islam di NTB untuk membicarakan dan menyusun langkah dalam pendampingan Dewi,” kata Maharani dalam keterangan tertulisnya, Jumat malam (31/8/2018).
Ia berharap pihak kepolisian bisa segera menyelidiki kasus-kasus pemurtadan di pengungsian, menindak tegas dengan semua bukti yang ada. Bukti tersebut bukan hanya video dari Dewi saja, tetapi juga bukti-bukti lain yang tengah disusun untuk dilaporkan ke pihak kepolisian.
“Saya berdoa agar kepolisiam tidak lagi memanggil Dewi. Secara pribadi, saya gak tega melihatnya. Wajahnya lelah dan terlihat beban moral karena harus berurusan dengan polisi,” jelasnya.
Maharani menuturkan, Dewi hanyalah seoranh gadis kecil mahasiswi STIKES, warga lokal yang juga menjadi korban gempa Lombok. Rumah Dewi hancur, hanya tersisa puing runtuhan yang saat ini sudah rata dengan tanah.
Berbeda dengan pengungsi lain, selain menjadi korban gempa, Dewi juga masih mau terlibat menjadi relawan sebagai tim trauma healing. Saat dia sebagai relawan itulah dirinya melihat aksi pemurtadan yang kemudian divideokan.
“Sudah sepantasnya kita dampingi Dewi yang dalam keterbatasannya sebagai korban masih mau menolong para pengungsi lain, masih peduli pada nasib para pengungsi dari target pemurtadan,” harap Maharani.
Jumat sore (31/8/2018), Dewi Handayani selesai diperiksa setelah pihak Polda NTB merasa cukup menggali informasi darinya. Dewi diizinkan pulang, namun dengan catatan akan kembali diperiksa jika nanti dibutuhkan.
“Saat ini mari kita terus support Dewi dengan berdoa, semoga Allah senantiasa menjaganya, melindunginya, sambil kita terus kawal kasusnya sampai betul-betul polisi menghentikan penyidikannya,” tandas Maharani. (Fath)
Baca juga:
