Dewan Keamanan PBB Kunjungi Pengungsi Rohingya di Bangladesh

949
Dewan Keamanan PBB Kunjungi Pengungsi Rohingya di Bangladesh (Photo: Channel News Asia)

Bangladesh, Muslim Obsession – Sebuah tim Dewan Keamanan PBB mengunjungi pengungsi Rohingya yang terperangkap di tanah tak bertuan di sepanjang perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar, Ahad waktu setempat (29/4/2018).

Myanmar menghadapi tekanan internasional yang kuat sejak dimulainya kampanye militer pada Agustus lalu. Mendorong sekitar 700.000 Muslim Rohingya mengungsi di perbatasan ke Bangladesh. Di mana para pengungsi memberikan kesaksian mengerikan tentang pembunuhan dan perkosaan oleh pasukan keamanan dan massa lokal.

Delegasi PBB akan mewawancarai para pengungsi di kamp-kamp Bangladesh sebelum melakukan perjalanan ke Myanmar dan bertemu dengan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang telah dikecam dunia karena kegagalannya untuk berbicara kepada Rohingya.

Dewan Keamanan PBB mendesak Myanmar untuk mengizinkan kembalinya para Rohingya dengan aman. Serta mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri dekade-dekade diskriminasi minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan. Karena mereka telah menderita di negara mayoritas Budha itu.

Komisioner pengungsi Bangladesh Mohammad Abul Kalam mengatakan kepada AFP bahwa tim PBB, dengan 26 diplomat dari 15 negara, pertama kali mengunjungi kamp Konarpara. Di mana sekitar 6.000 orang Rohingya telah terperangkap di semak belukar sejak pertumpahan darah dimulai tahun lalu.

Pemimpin Rohingya dari kamp Dil Mohammad mengatakan delegasi UNSC bertemu dan berbicara dengan beberapa wanita korban kekerasan di Rakhine, serta para tetua masyarakat.

“Kami mengatakan kepada mereka bahwa kami tinggal di sini untuk menyelamatkan hidup kami. Kami sangat ingin kembali ke tanah kami, asalkan keamanan kami dijamin oleh PBB,” kata Mohammad kepada AFP, sebagaimana dilansir Channel News Asia, Senin (30/4/2018).

Belakangan, dewan juga akan menuju kamp Kutupalong di mana ratusan orang Rohingya melakukan protes menjelang kunjungan. Mereka memegang spanduk yang menuntut pemulihan hak-hak mereka di Myanmar. Namun, polisi membubarkan para demonstran dengan damai.

“Kami ingin pemulihan kewarganegaraan kami di bawah etnis Rohingya. Kami ingin keamanan dan pengembalian tanah dan properti kami yang disita,” kata pemimpin Rohingya, Mohibullah, menambahkan bahwa mereka akan menghadirkan delegasi dengan 14 syarat untuk repatriasi mereka ke Rakhine.

Myanmar mengatakan operasi militer di Rakhine bertujuan untuk membasmi ekstremis dan menolak hampir semua tuduhan bahwa pasukan keamanannya melakukan kekejaman di negara bagian itu.

Dipimpin oleh Kuwait, Inggris dan Peru, kunjungan Dewan Keamanan selama empat hari itu diperkirakan akan mencakup pertemuan dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Serta penerbangan helikopter di atas Rakhine untuk memungkinkan para delegasi melihat sisa-sisa desa yang dibakar selama kekerasan.

Duta Besar Kuwait Mansour Al-Otaibi mengatakan kunjungan itu bukan untuk mempermalukan Myanmar. Tetapi, pesannya akan sangat jelas bagi mereka. Bahwa masyarakat internasional mengikuti situasi dan memiliki minat besar untuk menyelesaikannya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here