Detik-detik Kelahiran Islam di Negeri Matador Spanyol

1665
Gereja San Giovanni degli Eremiti di Palermo, Sisilia, dioperasikan sebagai masjid selama era Sisilia Muslim (Photo: Lost Islamic Story)

Muslim Obsession – Agama Islam hadir di Negeri Matador Spanyol sejak tahun 709 hingga 1614. Ditandai dengan kekuasaan Arab dan berakhir dengan pengusiran Moriscos dari Al-Andalus.

Pada saat penguasa Andalus ‘Abdurrahman mencapai Spanyol, orang-orang Arab dari Afrika Utara sudah berakar di Semenanjung Iberia. Dari sana ia mulai menulis salah satu bab paling penting dalam sejarah Islam.

Setelah kunjungan mereka ke Perancis dihancurkan oleh Charles Martel, kaum Muslim di Spanyol mulai memfokuskan seluruh perhatian mereka pada apa yang mereka sebut Al-Andalus, Spanyol Selatan (Andalusia).

Guna membangun sebuah peradaban yang jauh lebih unggul dari apa pun yang pernah diketahui Spanyol. Yang berkuasa dengan kebijaksanaan dan keadilan, mereka memperlakukan orang Kristen dan Yahudi dengan penuh toleransi.

Hasilnya, banyak orang memeluk Islam. Mereka juga meningkatkan perdagangan dan pertanian, membuat kontribusi berharga bagi sains, dan mendirikan Cordoba sebagai kota paling canggih di Eropa.

Pada abad ke-10, Cordoba mencetak hasil yang membanggakan. Dengan jumlah populasi Muslim sekitar 500.000 orang. Jauh sekali jika dibandingkan dengan populasi Muslim di Paris sekitar 38.000 orang.

Menurut catatan sejarah saat itu, Cordoba sudah memiliki 700 masjid, sekitar 60.000 istana, dan 70 perpustakaan. Satu dilaporkan di antaranya menyimpan 500.000 manuskrip kuno.

Cordoba juga memiliki 900 pemandian umum, lampu jalan pertama di Eropa, kediaman caliphal, Madinat Az-Zahra, sebuah kompleks marmer, plesteran, gading, dan onyx.

Butuh waktu 40 tahun untuk membangun Madinat Az-Zahra. Menelan biaya hampir sepertiga dari pendapatan Cordoba. Sayangnya, bangunan mewah itu hancur pada abad ke-11. Kemudian, dipulihkan kembali sejak awal abad ini hingga sekarang.

Abad ke-11, komunitas kecil perlawanan Kristen mulai tumbuh di bawah pasukan Kristen Alfonso VI dan merebut kembali Kota Toledo. Hal ini sangat melemahkan mereka. Berbagai kerajaan Kristen bermunculan sehingga menimbulkan ancaman serius.

Para penguasa Muslim di Spanyol harus meminta Almoravids, sebuah dinasti Berber Afrika Utara, untuk datang membantu mereka. Para Almoravida datang dan menghancurkan pemberontakan Kristen, tetapi akhirnya menguasai diri.

Pada tahun 1147, suku Almoravid pada gilirannya dikalahkan oleh koalisi lain suku Berber, yakni suku Muwahid. Meskipun konflik internal seperti itu tidak jarang terjadi. Bahkan kerajaan-kerajaan Kristen juga berperang tak henti-hentinya dengan sesama kerajaan Kristen lainnya.

Trik semacam itu dipercaya hanya untuk mengalihkan kekuatan Muslim. Di mana saat itu orang-orang Kristen mulai merundingkan aliansi dan pasukan yang kuat, serta meluncurkan kampanye yang nantinya akan mengakhiri kekuasaan Arab.

Orang Arab tidak menyerah dengan mudah, Al-Andalus adalah tanah mereka juga. Tapi, sedikit demi sedikit, mereka harus mundur, pertama dari Spanyol utara, kemudian dari Spanyol tengah.

Pada abad ke-13, domain mereka yang sangat luas direduksi menjadi beberapa kerajaan yang tersebar jauh di pegunungan Andalusia. Di mana selama 200 tahun lebih, mereka tidak hanya bertahan hidup tetapi berkembang.

Sungguh aneh dan menakjubkan bahwa dalam dua abad terakhir tersebut, bangsa Arab menciptakan kerajaan yang luar biasa indah dan paling terkenal yakni Granada.

Sepertinya, kemunduran mereka di masa lalu telah menjadi motivasi kuat. Menepis kata-kata yang ditulis Washington Irving, ‘orang-orang tanpa negara’. Lalu mereka mulai membangun benteng Alhambra.

Yakni benteng di atas Granada yang disebut seorang penulis “Kemuliaan dan keajaiban dunia yang beradab.” Alhambra berdiri pada tahun 1238 oleh Muhammad Ibn Al-Ahmar.

Ketika Raja Ferdinand dari Aragon mengepung Granada, ia dengan rendah hati menawarkan diri untuk menjadi budak raja sebagai imbalan atas perdamaian. Ini adalah langkah yang diperlukan, tetapi juga sulit.

Terutama ketika Ferdinand memanggilnya untuk melaksanakan perjanjian dengan menyediakan pasukan untuk membantu orang Kristen melawan Muslim dalam pengepungan Sevilla pada 1248.

Sesuai dengan ikrar, Ibn Al-Ahmar memenuhinya dan Sevilla jatuh kepada orang-orang Kristen. Tapi kembali ke Granada, di mana massa bersorak-sorai memanggilnya sebagai seorang pemenang.

Kemudian ia mengungkapkan rasa terharu yang bergejolak di hati dengan sebuah jawaban singkat. Ia menulis “Tidak ada pemenang selain Tuhan” berulang-ulang di dinding Alhambra.

Selama bertahun-tahun, sebuah titik yang dimulai dari sebuah benteng, perlahan berevolusi di bawah penerus Ibn Al-Ahmar. Menjadi serangkaian bangunan yang luar biasa indah, halaman yang tenang, kolam renang yang jernih, dan kebun yang tersembunyi.

Namun setelah kematian Ibn Al-Ahmar, Granada dibangun kembali dengan perubahan drastis. Seorang tamu Arab, bahkan menyebut Granada bagaikan ‘vas perak yang dipenuhi dengan zamrud’.

Sementara itu, di luar Granada, raja-raja Kristen menunggu. Dalam suksesi tanpa henti mereka telah merebut kembali Toledo, Cordoba, dan Sevilla. Hanya tinggal Granada yang bertahan.

Kemudian, pada tahun 1482, dalam pertengkaran sepele, kerajaan Muslim terpecah menjadi dua faksi yang bermusuhan dan secara bersamaan, dua penguasa Kristen yang kuat, Ferdinand dan Isabella, menikah dan menggabungkan kerajaan mereka.

Akibatnya, sepuluh tahun kemudian Granada jatuh. Pada 2 Januari 1492, tahun di mana mereka mengirim Columbus ke Amerika, Ferdinand dan Isabella mengibarkan bendera Kristen Spanyol di atas Alhambra dan Boabdil.

Mengetahui hal itu, raja Muslim terakhir, mengatakan “Menangis seperti seorang wanita untuk kotamu (Granada) tidak akan membela apapun, kecuali bersikap seperti laki-laki sejati!”

Dalam menggambarkan nasib Islam di Spanyol, tidak pernah ada yang benar-benar musnah terutama Islam. Bahkan, dengan emigrasi ke Afrika Utara dan tempat lain, banyak Muslim membawa sisa-sisa era Spanyol bersama mereka.

Ini artinya Muslim mampu memberikan kontribusi penting bagi kehidupan material dan budaya di tanah yang mereka adopsi. Pada awalnya, sebagian besar Muslim hanya tinggal di Spanyol; terputus dari akar asalnya berdasarkan waktu dan jarak.

Mereka tidak punya tempat lain untuk pergi. Sampai pada peristiwa Inkuisisi Spanyol, kondisi di negara tersebut tidak bisa ditoleransi. Orang-orang Kristen mulai mengizinkan Muslim untuk bekerja, melayani tentara, memiliki tanah sendiri, dan bahkan mempraktikkan agama masing-masing.

Tetapi kemudian, pada periode Inkuisisi, semua hak kaum Muslim ditarik, hidup mereka menjadi sulit, dan lebih banyak lagi yang mulai beremigrasi. Akhirnya, pada awal abad ketujuh belas, sebagian besar orang yang selamat diusir paksa.

Dalam beberapa dekade terakhir, imigrasi telah menyebabkan kebangkitan Islam, dengan lebih dari satu juta Muslim saat ini tinggal di Spanyol, yang mayoritas adalah orang Maroko dan Spanyol.

Banyak Muslim termasuk orang-orang dari negara-negara Afrika tetangga lainnya (kebanyakan Maroko), Suriah, Lebanon, Irak, Iran, dan beberapa orang Bangladesh, India, dan Pakistan.

Ada sejumlah orang yang masuk Islam, diperkirakan antara 20.000 dan 50.000, dari jumlah total 1.000.000 Muslim. Banyak orang yang masuk Islam tinggal di wilayah selatan Andalusia dan telah membuka pusat belajar Muslim yang menarik pengunjung dari seluruh Eropa, Kanada dan Amerika Serikat. (Vina – Disadur dari Lost Islamic History)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here