Dari Berhijab Hingga Harumkan Nama Bangsa

1788

Mengukir Prestasi

Prestasi yang Defia raih sekarang ini tidak datang tiba-tiba. Ada proses panjang hingga ia berada di posisi sekarang ini. Tidak mudah jalan yang ia tempuh untuk meraih medali emas Asian Games 2018 ini.

“Persiapannya selama satu tahun. Latihan tiga dalam kali sehari. Mulai dari jam 8 sampai 10 pagi. Kemudian lanjut pukul 14.30 sampai 17. Malamnya sekitar 1,5 jam latihan,” paparnya.

Dengan kerja keras dan latihan rutin, ia telah menyumbang 11 emas untuk Indonesia. Selain di Asian Games 2018, ia juga meraih dua emas di Korea Open 2012 di Gwangju, Korea Selatan untuk tunggal putri dan pair mixed; satu emas di ajang Malaysia Open 2014; dua emas di nomor individual putri dan pair mixed di Korea Open 2015 Chunceon, Korea Selatan; satu emas di ajang Indonesia Open 2015 Jakarta, Indonesia; satu emas di Taekwondo World Hanmadang 2016, Korea; dua emas di di nomor individual putri dan beregu putri pooomsae di ajang 1st Bankimon Open Korea 2016; dan satu emas di Kejuaraan Taekwondo Asia 2018.

Di tahun 2017, Defia juga meraih medali perak di ajang Asian Indoor and Martal Arts Games di Turkmenistan. Di Sea Games 2013 di Myanmar, ia meraih dua medali perunggu di nomor beregu putri dan campuran poomsae.

Di tengah padatnya jadwal latihan dan banyaknya prestasi sebagai atlet, hal itu tak menyurutkan tekadnya untuk terus menuntut ilmu di bangku kuliah. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswi di dua perguruan tinggi sekaligus. Yaitu, Jurusan Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kesatuan dan Jurusan Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

“Semua ini saya lakukan untuk membahagiakan orangtua dan mengharumkan nama Indonesia,” pungkasnya. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here