Cintai Pemimpinmu dengan Mengingatkannya, Bukan Membiarkannya

1059

Oleh: Teuku Gandawan (Direktur Strategi Indonesia)

“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)

“Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)

Pahamilah bahwa pemimpin wajib adil, tidak zalim dan bukan pendusta. Jangan terbalik, malah membiarkan pemimpin yang tak adil, zalim dan rajin berdusta, lalu dibela dengan kalimat haq agar jangan mengolok-oloknya. Jangan mengolok-olok itu memang larangan ketika memang tak ada kelemahan atau kegagalan pada seorang pemimpin. Jangan pernah olok-olok muncul karena kedengkian semata yang tak berdasar.

Jika boleh dianalogikan, benar dilarang main hakim sendiri ketika menangkap pelaku pidana, karena tugas aparat hukum untuk menindaklanjutinya. Tapi hal itu tak pernah bermakna biarkanlah pelaku pidana beroperasi dan berkeliaran sesuka hatinya sampai nanti aparat yang menangkapnya. Tapi tangkaplah segera, bantulah aparat menangkapnya dan serahkan kepada aparat untuk tindak lanjutnya.

Ingatkanlah, kritiklah, tegurlah, pemimpin yang tak adil, zalim dan suka berdusta. Bukan biarkan dia dan pendukungnya berbuat suka hati hingga habis perioda waktunya berkuasa. Mendukung pemimpin yan tak adil adalah kejahatan. Mendukung pemimpin yang zalim adalah kejahatan. Mendukung pemimpin yang suka berdusta adalah kejahatan. Membiarkan itu semua terus terjadi adalah kejahatan.

Sayangilah pemimpin dengan mengingatkannya untuk adil, berkasih sayang dan jujur. Sayangilah pemimpin dengan meminta berhenti jika memang tak mampu mengemban amanah. Menyayangi pemimpin itu adalah menyelamatkannya dari berbuat dosa-dosa besar. Bukan malah menjerumuskannya dengan membiarkan bergelimang dalam berbagai kesalahan. Cintailah pemimpinmu dengan cara yang benar dan penuh kasih sayang. Selamatkan pemimpinmu dari siksa yang pedih dengan mengingatkannya ketika tak adil, ketika berbuat zalim dan ketika kerap berdusta. (**)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here