Cerita Sedih di Balik Nama Didi Kempot

1598

Jakarta, Muslim Obsession – Sahabat ambyar Tanah Air tengah berduka karena sang idola Didi Kempot kini telah tiada. Ia meninggal dunia pagi tadi, Selasa (5/5/2020), di Rumah Sakit Kasih Ibu, diduga kuat karena serangan jantung.

Kematiannya yang mendadak itu jelas mengejutkan masyarakat Indonesia. Bahkan sejak pagi tadi, tagar Didi Kempot langsung menjadi trending topik di media sosial, yakni Twitter.

Bukan tanpa alasan, Dedi adalah penyanyi campusari yang sudah lama menekuni lagu-lagu. Di era 90-an lagunya pun sudah banyak didengar masyarakat. Di tengah pasang surutnya itu, popularitas Didi Kempot kini kembali naik setelah karya musiknya viral di media sosial sepanjang tahun 2019.

Menariknya, penikmat musik penyanyi asal Solo ini tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, tetapi juga digandrungi generasi milenial. Tak heran bila ada penyanyi atau seniman paling fenomenal yang konsisten dalam melestarikan budaya lokal, maka predikat itu sangat layak disematkan pada Didi Kempot.

Didi Kempot memang selalu konsisten dengen genre musik campursari yang diusungnya. Tak terhitung sudah berapa banyak lagu-lagu hits berbahasa Jawa yang telah dia telurkan. Ia sendiri menyebut telah membuat lagu campursari sebanyak 800 lagu.

Namun di balik kesuksesan pria berusia 52 tahun itu, ternyata terselip sebuah cerita yang sangat menyentuh. Hal ini berkaitan dengan nama ‘Kempot’ yang menghiasi namanya.

Di Jakarta, Didi dan teman-temannya tinggal di kawasan Slipi, Palmerah, Jakarta Selatan. Mereka rutin ngamen di sekitaran bundaran Slipi dan trotoar-trotoar jalanan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, dan dari situlah nama Kempot diambil.

Kempot itu adalah singkatan dari “Kelompok Penyanyi Trotoar” Ya, saat itu Didi memamg masih hidup susah, dia setiap hari ngamen di Jakarta menurti jalan dan bus-bus ibu kota.

Kepiawaian Didi dalam menciptakan lagu memang tidak perlu diragukan lagi. Dia memang berasal dari keluarga seniman daerah yang sangat menjunjung nilai-nilai kebudayaan lokal.

Kakak pertama Didi, alm. Mamiek bahkan lebih dulu menembus dunia hiburan Indonesia. Ia tergabung dalam kelompok pelawak Srimulat.

Dari Mamiek lah Didi banyak belajar untuk menjadi seorang seniman yang baik. Sang kakak juga tidak pernah berhenti mendukung keputusan Didi yang memilih menjadi pengamen di awal masa karirnya.

“Saat saya masih ngamen di pinggir jalan, kakak saya sudah jadi artis. Tapi beliau selalu mendukung dan memberikan doa terbaik kepada saya,” ungkap Didi. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here