Catatan dari Tanah Suci (6): Bersama Badai, Bermiliar Malaikat Turun ke Gurun Arafah

1272

Saya tahu betul riwayat pohon-pohon itu. Saat saya berhaji tahun 2000, pohon-pohon itu baru tumbuh setinggi dengkul, disiram tanpa henti dengan air laut hasil sulingan yang dialirkan lewat selang-selang panjang. Kini, 18 tahun kemudian, pohon-pohon itu sudah menjulang tiga kali atau empat kali lipat tinggi badan saya. Mereka saya lihat sudah bisa hidup mandiri, bahkan bisa menari-nari ketika badai datang.

Dari semua pemandangan menegangkan itu, hal paling mengagumkan adalah ketika saya lihat dengan mata telanjang halilintar panjang menyala terang-benderang dari balik gunung. Saya terlalu sering melihat halilintar di Indonesia. Tapi halilintar satu ini sungguh berbeda. Ia menggambarkan garis lurus yang berdiri tegak dari gunung batu di depan saya menuju langit, menyala terang benderang hampir satu menit tanpa terputus.

Karena itu saya bisa dengan jelas melihat halilintar itu berdiri tegak di atas gunung itu, seolah menghubungkan gunung itu dengan langit. Jika Anda sulit menangkap deskripsi ini, bayangkan saja jalur cahaya yang dilewati Thor setiapkali ia kembali dari Bumi menuju Asgard.

Terpana menyaksikan pemandangan itu, saya bertasbih pada Allah SWT sambil bergumam dalam hati: ‘’Bermiliar-miliar malaikat sedang turun dari langit …’’ Lalu saya menoleh ke luar jendala bus kanan dan kiri, siapa tahu Allah izinkan saya melihat ribuan batalion malaikat itu berbaris mengepung Arafah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here