Mencium Istri Ketika Hendak Berpergian
Dari Aisyah r.a “Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat, kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu”. (HR Ahmad).
Hal tersebut merupakan hal yang sangat berarti untuk istri, Rasulullah berusaha memberikan ketenangan pada istrinya selama beliau bepergian dengan cara menciumnya terlebih dahulu agar tidak timbul prasangka buruk pada hati istri.
Tidur di Pangkuan Istri
Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa istrinya tersebut saat dibutuhkan dan disayangi oleh Rasulullah, beliau bersandar pada pangkuan istrinya dengan tujuan saling berkasih sayang. Seperti yang sampaikan dalam HR Muslim yang berbunyi:
“Beliau (Rasulullah mendekat kepadanya (Aisyah) dan ia ada di kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang haid”.
Mandi Bersama Istri
Dalam sebuah riwayat Rasulullah mandi bersama Aisyah dalam satu kamar mandi dengan bak yang sama “Aku (Aisyah) pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air, dan tangan kami bersentuhan”. (HR Mutafaqun ‘Alaih).
Pendengar yang Baik
Ketika mendengar keluhan dari istrinya, Rasulullah mendengar keluh kesahnya istrinya tersebut dengan sabar dan memberi tanggapan dengan baik. Beliau melakukan hal tersebut untuk memberikan hak pada istrinya bahwa salah satu tugas seorang suami ialah menjadi pemimpin dan pemberi keputusan ketika istrinya dilanda kebingungan.
Dari Aisyah r.a “Rasulullah adalah orang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit”. (HR Bukhari).
Membantu Pekerjaan Rumah
Hal ini pernah diutarakan oleh Aisyah ketika ada yang bertanya padanya mengenai urusan apa saja yang biasa dilakukan oleh Rasulullah ketika beliau berada di rumah, Aisyah menjawab : “Rasulullah membantu melaksanakan pekerjaan keluarga”. (HR Bukhari).
Ketika ditanya oleh Aisyah “Ya Rasulullah bukankah engkau telah dijamin surga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?. Beliau menjawab “Ya Humaira, apakah aku tak boleh menjadi hamba-Nya yang bersyukur?”. (HR Bukhari).
Hadist tersebut menjalaskan bahwa Rasulullah bersedia membantu pekerjaan rumah tangga walaupun lelah atau berat untuk dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah telah diberi seorang istri dan wujud nyata dalam mensyukuri nikmat tersebut dengan cara memperlakukan istrinya dengan sangat baik.
[…] Dan saat itulah, dengan hati yang tenang dengan berkata yang lemah lembut, Rasulullah SAW memaafkannya. Baca Selengkapnya […]