Cara Mengingat Ayat Kursi 

638

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid)

Bayangkan ketika kita sedang sendirian di rumah, mati lampu dan di luar gerimis. Lalu menjelang tengah malam tiba-tiba terdengar suara panci terpelanting di dapur. Pada saat itu, terkadang orang mendadak jadi seorang alim. Dia khusyuk mengingat dan melafalkan ayat kursi. Dia mengucapkan, “Allahu Ia ilaha illa huwaI hayyul qayyum,”dengan terbata-bata dari balik selimut.

Tapi, ayat kursi hanya dibaca berulang-ulang sebatas itu. Walau sambil memejamkan mata, dia tetap tidak sanggup mengingat utuh ayatnya karena besarnya rasa takut. Padahal, bisa jadi panci itu jatuh akibat kucing yang sedang menaksir tikus.

Ayat kursi termasuk salah satu bacaan yang dianjurkan kita baca untuk menghadapi gangguan setan. Bahkan. apabila dibaca dengan penuh penghayatan dan khusyuk. dia bisa menjadi perisai dari aneka gangguan makhluk, entah itu setan maupun manusia yang hendak berbuat jahat.

Jadi orang yang terperanjat saat panci tiba-tiba jatuh langsung ingat kepada Allah Ta’ala, itu sebetulnya sudah benar dan bagus. Itu pun lebih baik dibanding ingatnya hanya pada panci, kucing, atau hantu, walaupun bacaan ayat kursinya masih tergagap dan banyak lupanya.

Sesungguhnya ayat kursi memiliki keagungan, sekaligus sumber ilmu yang amat besar. Kemuliaan ayat kursi tidak terbatas pada keindahan kaligrafinya yang dipajang di ruang tamu. Walau ada sebagian orang yang hanya menjadikan ayat kursi sebagai jimat atau fajar, yang disimpan di atas pintu.

Saudaraku, mari kita coba untuk membaca dan merenunginya. Di sana Allah menceritakan tentang diri-Nya dengan sangat indah. Antara lain, ”Allah Yang Maha Hidup, yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, tanpa pernah mengantuk dan tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa seizin-Nya.

Dia mengetahui segala yang ada di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya kecuali yang Dia kehendaki.”
Ayat kursi adalah ilmu tentang Allah. Kalau kita ingin mengenal-Nya, ayat kursi bisa menjadi salah satu jalan untuk menuju ke sana. Sesungguhnya, untuk mengenal Allah, kita harus mempelajari ilmu tentang-Nya. Menurut kitab yang saya baca, ayat kursi menjadi ayat paling mu|ia karena ada tujuh belas kata, dari lima puluh kata, yang menunjuk kepada Allah Ta’ala.

Sifat-sifat Allah yang ada di dalamnya dapat kita pelajari dengan penuh penghayatan. Kita pun bisa melengkapinya dengan mempelajari ayat dan surah utama lainnya, seperti Al-Fatihah dan AI-Ikhlas (induk dan sepertiga AI-Quran). Hal yang penting untuk diingat, kita membaca Al-Quran tidak sekadar membaca atau menghapal saja, tetapi juga membaca terjemahan dan tafsirnya. Dengan sering membacanya, membaca terjemah atau tafsirnya, lalu berusaha merenungi artinya, kalam Allah niscaya akan tertanam kuat di dalam hati.

Selain membacanya, kita kita upaya kan pula untuk mengamati alam raya. Kita renungi kesempurnaan ciptaan AIlah, ”(Allah) yang terus menerus mengurus, tidak mengantuk dan tidak tidur.” Kita bisa pergi ke mana saja untuk merenungi kebesaran ciptaan-Nya, ke laut, ke gunung, persawahan, kebun, kolam, ke angkasa, atau sekadar melihat ”kemesraan” kucing dan tikus di dapur. Penghayatan ini sesungguhnya bertempat di hati. Bagi orang yang hatinya terbuka, bersih, bening, dan jauh dari kebusukan, apapun bisa membawa hikmah.

Dengan mengenal Allah, insya Allah, kita tidak akan sampai berkeringat mengingat ayat Kursi ketika panci tiba-tiba jatuh, baik itu terjatuh sendiri ataupun melalui perantara makhluk. Kita juga tidak akan sedih jika pancinya penyok, walau kreditnya belum lunas. Kita tidak akan lagi di perbudak oleh ketakutan dan kecemasan yang tidak jelas. Di mana pun kita berada, di keramaian pasar maupun berada sendiri di hutan ketika malam, takut kita hanya kepada Allah yang ”milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.”
Hidup kita akan lebih tenang karena kita mengakui dan yakin bahwa alam semesta ini ciptaan ”Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia.”

Kita mendekat dan berlindung kepada Allah Ta’ala yang ”kekuasaan dan ilmu-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung.” (QS. al-Baqarah [21:255).

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa membaca ayat Kursi pada setiap akhir shalatfardhu sampai dia meninggal, niscaya tidak ada yang mampu menghalanginya untuk masuk surga. ” (HR an-Nasa’i, Shahih al-Jami)

(Sumber: Buku Ikhtiar Meraih Ridha Alloh Jilid 1)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here