Calhaj Pilih Tidur di Luar Tenda, DPR Minta Kemenag Lakukan Pengecekan Serius

845
Mina, Arab Saudi (Foto: Wikipedia)

Jakarta, Muslim Obsession – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid meminta Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pengecekan secara lebih serius terhadap calon jamaah haji yang lebih memilih tidur di luar tenda saat berada di Mina.

“Petugas kemenag harus cek di lapangan. Jangan cukup puas dari data yang dimasukkan pihak maktab. Termasuk ukuran tenda,” ujarnya, Kamis (23/8/2018).

Soal pemondokan di Mina, Sodik menilai ada tiga hal yang menjadi permasalahan. Masalah pertama yaitu rasio atau perbedaan antara jumlah tenda yang tersedia dengan jumlah jamaah.

Tahun 2018 ini terjadi penambahan kuota sebanyak 10 ribu dari tahun lalu. Sehingga jumlah jamaah haji dari Indonesia ada 220ribu. 204ribu jamaah dari haji reguler dan 17ribu sisanya untuk haji khusus.

Ketidakseimbangan rasio antara kualitas pelayanan dan kuantitas atau jumlah calon jamaah membuat Sodik meminta kemenag melakukan pemeriksaan. Apakah rasionya sesuai dengan yang sisyaratkan kemenag saat tender dilakukan.

“Masalah kedua selalu ada tenda yang lokasinya sangat jauh, di Mina Jadid. Dan ketiga fasilitas di tenda seperti AC. Bisa jadi ACnya kurang kuat untuk menghalau panas disana,” lanjutnya.

Sodik menyebut normalnya setiap jamaah mendapat ruang sebesar 1 meter di dalam tenda. Namun karena jumlah jamaah yang membludak, ketentuan ini menjadi tidak berlaku dan tidak sesuai.

Jika benar sesuai standar atau SOP, maka harusnya ada tenda cadangan dan dipakai untuk menampung jamaah. “Yang terpaksa tidur di luar tenda itu harus ditampung. Perlu ada pengaturan lagi agar mereka tetap bisa berinteraksi dengan teman atau pembimbingnya di tenda asal,” ujarnya.

Sodik menjelaskan, tiap maktab sendiri terdiri dari 3000 hingga 3500 jamaah. Dan tiap tenda dalam maktab berisi 200 hingga 300 orang. Ia pun berharap kejadian kali ini menjadi pembelajaran dan dilakukan evaluasi untuk menghindari masalah yang sama di tahun depan. Perencanaan haji tahun 2018 dinilai Sodik sudah bagus.

“Perencanaan bagis, hanya pelaksanaan yang masih jadi masalah. Harus diperkuat lagi utamanya pengawasan yang lebih cepag tanggap serta sanksi kepada maktab mitra kita yang di bawah standar perjanjian,” ujarnya. (Bal)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here