Buta Aksara Bisa Baca Al-Quran dalam 1 Jam, Ini Syaratnya!

941
Ustadz Achmad Farid Hasan
Ustadz Achmad Farid Hasan berdialog dengan peserta sebelum menerapkan metode cepat baca Al-Quran (Foto: Rusydi/Kemenag)

Medan, Muslim Obsession – Hujan yang menguyur kota Medan sejak Kamis (11/10/2018) pagi tidak menyurutkan semangat ratusan pelajar, masyarakat umum hingga anak-anak untuk datang ke Aula Gedung H Hanif, Asrama Haji Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Hari ini, mereka mengikuti Coaching Clinic 1 Jam Bisa Membaca Al-Quran. Latihan baca ini menjadi salah satu layanan publik di Arena MTQ Nasional XXVII 2018 Provinsi Sumatera Utara di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.

Sempat molor dari jadwal, Coaching Clinic bersama Ustadz Achmad Farid Hasan ini dimulai sekitar pukul 10.15 WIB.

Tampak hadir, Ketua Panitia Pusat MTQ Nasional ke 27 Sumatera Utara Khoeruddin yang juga Direktur Penerangan Agama Islam, Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumut Darmansah, serta ratusan pelajar dan masyarakat.

“Siapa yang belum bisa baca Al-Quran tunjuk tangan, tidak usah malu-malu,” ujar Ustadz Achmad Farid Hasan mengawali acara.

Tidak sedikit para ibu dan pelajar yang menunjuk tangan.

Menurut Ustadz Achmad Farid Hasan metode cara cepat membaca Al-Quran ini sudah ia tekuni sejak tahun 2000. Selama 18 tahun, keberhasilan metode ini dapat dikatakan sukses 100 persen.

“Namun ada syaratnya,” kata Ustadz Achmad kepada peserta, seperti dilansir Kemenag.

Ia pun meminta sejumlah peserta yang benar-benar buta aksara baca Al-Quran untuk beranjak duduk ke depan. Kepada para peserta, Ustadz Achmad membeberkan kunci bisa cepat baca Al-Quran dalam tempo 30 menit hingga 60 menit.

Ada empat syarat, yaitu: pertama harus fokus, karena ini metode cepat, dalam belajar sehingga tidak boleh main hp dan ngobrol dengan peserta lain.

“Harus konsentarsi penuh. Selama 1 jam tak boleh mikir yang lain-lain,” katanya.

Syarat kedua, tidak boleh tidur selama mengikuti metode cepat baca Al-Quran. Ketiga, harus ada kemauan sendiri dan tidak terpaksa. Sementara syarat keempat, harus bisa membaca latin atau bahasa Indonesia.

“Jadi kalau yang tidak bisa baca latin prosesnya tidak maksimal. Selama mengikuti metode ini peserta harus fokus, bila tertinggal 5 menit saja harus mengulang dari awal,” tegasnya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here