Bung Karno: Perjuangkan Api Islam Bukan Abunya

1483

Di satu sisi kita bangga memiliki bapak pendiri bangsa yang memiliki visi sangat maju tentang Islam. Bung Karno mempunyai harapan besar di masa depan Islam memiliki peradaban yang maju. Tetapi, di sisi lain kita perlu untuk bersedih ketika membaca kembali artikel tersebut di abad 21 ini, persisnya 78 tahun setelah Bung Karno menuliskannya di Koran Pandji Islam tersebut.

Di abad 21 ini, ketika Yuval Noah Harari menuliskan dengan sangat mendebarkan tentang prediksi masa depan umat manusia yang hendak meng-upgrade otaknya dengan kecerdasan buatan (artificial intelegence). Di abad ini, homo sapiens berencana akan mentransformasi diri  menjadi homo deus dengan menggabungkan antara kecerdasan algoritma dengan kecerdasan otak untuk meraih imortalitas dan kebahagiaan umat manusia.

Akan tetapi, saat ini, sebagian kalangan umat Islam Indonesia masih ada saja yang menolak vaksin dengan alasan-alasan yang non saintifik. Sampai sekarang masih ada pula sebagian umat Islam kita yang menolak untuk melakukan Keluarga Berencana (KB) dengan alasan bahwa itu adalah modus Yahudi untuk melemahkan Islam.

Tentunya hal ini sangat memilukan bagi kita semua. Sejatinya, sikap sebagian kalangan Islam yang menolak penemuan-penemuan modern untuk kemaslahatan kehidupan manusia tersebut adalah sebuah kemunduran yang hakiki bagi peradaban Islam. Padahal, jauh sebelum penemu pesawat terbang Wright bersaudara pada tahun 1903 di Amerika Serikat, Ibnu Firnas seorang cendikiawan muslim dari Andalusia pada abad ke 9 sudah melakukan percobaan penerbangan pertama dari menara Masjid Kordoba.

Di tengah kejumudan yang oleh Martin Van Bruinessen (2014) disebut sebagai “kembalinya konservatisme” dalam berislam. Di saat sebagian kalangan Islam masih saja takut terhadap hak asasi manusia (HAM). Di era ketika sebagian muslimah masih phobia terhadap feminisme. Di zaman ketika sebagian kalangan Islam yang masih saja terlalu berlebihan memuja bungkus dari pada isi dan spirit ajaran Islam. Tulisan Bung Karno yang ditulis sudah 78 tahun yang lalu tersebut masih tetap relevan untuk dijadikan alarm untuk membangkitkan umat Islam dari lelapnya kejumudan. (Sumber: Islami.co)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here