Bung Karno dan Keislamannya

1810

Muslim Obsession – Nyaris tak ada yang meragukan ketokohan Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi sekaligus sosok yang visioner. Namun, akibat upaya desoekarnoisasi, tak sedikit pula yang memberikan penilaian negatif terhadap Bung Karno. Namanya sengaja dinegatifkan, termasuk dianggap tidak memihak pada Islam, bahkan ada yang meragukan keyakinan terhadap Tuhan.

Cerita-cerita menarik di balik panggung politik Bung Karno, hingga perjalanan spiritual ke Uni Soviet hingga ke Moskow, termasuk cerita pahit pembuangannya oleh Kolonial Belanda yang justru meninggalkan beberapa jejak masjid di negara sendiri, ataupun di negara orang yang masih ada hingga kini pun, turut mewarnai lika-liku kehidupannya.

Di tengah silang sengkarut itu, kehadiran buku “Ensiklopedia Keislaman Bung Karno” ini seolah menjadi alat meruwat kejumudan sejarah.

Buku setebal 374 halaman (xx+354) yang ditulis oleh Rahmat Sahid, pria kelahiran 1 Agustus 1981 ini, memberikan gambaran yang utuh tentang pemikiran Bung Karno mengenai Tuhan, Islam, Al-Qur’an, Nabi Muhammad, nilai-nilai islam, dan juga pergaulannya dengan tokoh-tokoh Islam dalam perjuangan kemerdekaan dan pengaruhnya terhadap Dunia Islam.

Ada banyak kejutan-kejutan menarik yang ditemukan dalam buku ini, dan semakin memperkuat bahwa betapa penting dan berpengaruhnya Soekarno dalam dunia Islam. Ini pun dibuktikan dengan diberikannya gelar “Pahlawan Islam dan Kemerdekaan” oleh Konferensi Islam Asia-Afrika (KIAA) pada maret 1965 di Gedung Merdeka Bandung yang abadi dalam bentuk tulisan maupun ingatan dan semakin membuat namanya kian bersinar hingga ke negara-negara besar.

Tak berhenti di situ saja, kecintaan Bung Karno kepada Islam dapat dibuktikan melalui kedekatannya dengan masjid yang menjadi tujuan utama Bung Karno saat berkunjung ke sebuah daerah. Bahkan saat mengunjungi dua negara terbesar saat itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet, Bung Karno tak canggung untuk mengajak pemimpinnya agar memberikan perhatian kepada masjid.

Bagi Bung Karno, sebagai Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, kebahagiaannya adalah mengabdi kepada Tuhan, Tanah Air, dan kepada Bangsa. Sikapnya pada Islam tanpa tedeng aling-aling!

Masih ada banyak contoh kisah-kisah menarik penuh keteladanan dari Bung Karno dan para tokoh-tokoh Islam dalam buku ini, yang akan terus relevan menjadi suri teladan bagi generasi bangsa. Perihal dedikasi Bung Karno untuk agamanya dan untuk bangsa yang dicintainya, juga jejak peninggalannya baik itu pemikiran dan ajarannya, hingga warisan-warisannya untuk dunia Islam.

Buku ke-4 penulis ini layak dibaca. Cukup kredibel, berkualitas, dengan dukungan langsung anak Soekarno sendiri, yakni Megawati Soekarno Putri. Pun dukungan beberapa tokoh-tokoh Islam lainnya yang terekam dalam ensiklopedia ini.

Menariknya, buku ini sengaja diawali dengan judul “Ensiklopedia” sebagai pemancing minat bagi pembaca yang ingin lebih mengetahui apa saja pemikiran Presiden Soekarno dalam masalah ketuhanan, nilai-nilai Islam, dan bagaimana kekagumannya terhadap sosok Nabi Muhammad Saw.

Penulis jebolan UIN Syarif Hidayatullah yang 11 tahun malang melintang sebagai jurnalis di Koran Sindo cukup piawai bermain kata. Gaya bahasa yang ringan dan mengalir dengan kemasan layaknya berita di media, membuat pembaca tak perlu mengerutkan dahinya. (Ica)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here