Buka Puasa di Bibir Pantai, Tradisi Murah dan Menyenangkan Warga Gaza

795
Keluarga di Gaza buka puasa di bibir pantai (Foto: Arab News)

Gaza, Muslim Obsession – Sepanjang 14 tahun masa blokade Israel dan pemadaman listrik rutin, warga Gaza selalu menuju pantai Jalur Gaza selama bulan suci Ramadhan.

Sebelum shalat Maghrib atau sebelum masuk waktu berbuka puasa, ratusan keluarga pergi ke pantai dalam suasana yang menyenangkan.

“Laut adalah satu-satunya jalan keluar bagi sebagian besar penduduk Jalur Gaza,” ungkap Muhammad Tafesh, yang telah menikmati tradisi ini selama bertahun-tahun.

Ramadhan terakhir dengan pemadaman listrik, Tafesh dan keluarganya yang beranggotakan lima orang harus berbuka puasa dengan cahaya lilin, baginya berbuka puasa di laut tidak hanya memberinya kesenangan besar tetapi juga murah.

Selama bertahun-tahun blokade dan perpecahan internal, mayoritas dari 2 juta populasi di Jalur Gaza telah belajar untuk hidup dengan pemadaman listrik yang konstan, dan sekitar 80 persen dari mereka bergantung pada bantuan kemanusiaan dan bantuan untuk penghidupan mereka, di mana tingkat kemiskinan melebihi lebih dari 60 persen.

Bagi Tafesh dan banyak warga lainnya, perjalanan ke pantai adalah bentuk hiburan yang murah. Akram Hammad, seorang pekerja Otoritas Palestina mengatakan, “Iftar di pantai ialah bentuk kesederhanaan dan karena itu saya ingin pergi ke sana bersama keluarga saya beberapa kali selama bulan Ramadhan. Hal ini membantu meringankan beberapa komplikasi dan krisis kehidupan.”

Buka puasa di pantai adalah piknik, tidak hanya untuk anak-anak tetapi untuk semua orang, dan dapat dinikmati tanpa biaya besar. Ini adalah buka puasa buatan sendiri dengan kesenangan dan minuman sederhana.

Hammad, yang tinggal di Jalur Gaza selatan dengan keluarganya yang beranggotakan empat orang, mengatakan bahwa tinggal di rumah tak tertahankan karena kurangnya listrik, dan setelah berpuasa selama berjam-jam pantai tetap menjadi tujuan yang disukai banyak keluarga.

Beruntungnya, seperti dikutip dari Arab News, Selasa (28/4/2020) pandemi coronavirus (COVID-19) hanya berdampak kecil pada tradisi Ramadhan Palestina di laut.

Sejak pertengahan Maret, pihak berwenang yang dipimpin Hamas telah menerapkan tindakan pencegahan yang ketat untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk membatasi pertemuan besar di pantai dan menangguhkan shalat Jumat di masjid-masjid.

Sementara Hammad tidak berniat untuk berhenti mengunjungi pantai selama bulan Ramadhan, dia mengatakan bahwa karantina telah membawa kebiasaan baru.

“Kami (pria) telah menghabiskan waktu berjam-jam di dapur, membantu menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan mengenal kebiasaan aneh anak-anak kami, seolah-olah kami melihat mereka untuk pertama kalinya. Rumah bagi kami seperti hotel tempat kami makan dan tidur,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here